Kamis 19 Sep 2013 15:36 WIB

PM Shinzo Abe Kunjungi PLTN Fukushima

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Citra Listya Rini
PM Jepang Shinzo Abe
Foto: Reuters
PM Jepang Shinzo Abe

REPUBLIKA.CO.ID, FUKUSHIMA -- Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe bertandang ke fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daichi, Kamis (19/9). 

Kedatangan Abe ke 'zona merah' itu adalah pertama kali di tengah kekhawatiran internasional akibat kebocoran air pendingin terpapar radio aktif. BBC News mengatakan perdana menteri dari kelompok kanan ini melihat langsung tempat penyimpanan air terpapar itu. 

Kunjungan tiga jam tersebut dikatakan bentuk meyakinkan masyarakat internasional dan domestik tentang amannya fasilitar nuklir negara itu. ''Hari ini saya ada di Fukushima Daichi. Saya akan memberikan yang terbaik untuk melindungi masyarakat dari ancaman (paparan radio aktif),'' tulis Abe dalam akun Facebook yang dilansir Reuters, Kamis (19/9). 

Abe pun mengatakan kebocoran nuklir di fasilitas nuklir itu terkendali. Kedatangan Abe sebenarnya mengundang bahaya. Sebab hingga sekarang operator PLTN Fukushima Daichi, Operator Tokyo Electric Power Co atau Tepco belum menuntaskan penambalan waduk penyimpan air terpapar radio aktif. 

Namun, kunjungan tetap dilakukan.Global News melansir, Abe tiba di ruang operator saat siang hari setelah melakukan perjalanan darat sejauh 220 kilo meter dari Ibu Kota Tokyo. Menjelang siang, kata seorang pejabat pendamping Abe dipersilahkan memasuki ruang penyimpanan air terkontaminasi radio aktif. 

Kunjungan itu, dikabarkan pejabat, tentu dengan pakaian perlindungan. Abe juga melakukan perbincangan dengan pekerja di fasilitas penyedia listrik utama di Jepang itu. 

Kunjungan Abe ke instalasi listrik terbesar di Jepang itu bukan sekali ini. Desember 2012 Abe juga bertandang ke Fukushima Daichi setelah pembangkit nuklir itu kembali aktif. Reaktor nuklir di dekat Perairan Pasifik itu pernah lumpuh akibat bencana tsunami 2011 silam.

Bencana tersebut membuat bahaya paparan radioaktif di Jepang menjadi terparah sejak bencana nuklir Chernobyl di Ukraina 1986 silam. Akan tetapi, ancaman bencana nuklir dari PLTN Fukushima kembali mengancam. 

Bulan lalu, Tepco bahkan mengatakan ancaman kematian dari kebocoran di Fukushima.Tepco mengatakan, 300 ton air pendingin terpaparah radio aktif dari reaktor nuklir mengalami kebocoran. 

Kebocoran tersebut merembes ke areal pertanahan dan mengancam ekosistem laut di perairan Jepang. Bahkan Korea Selatan (Korsel) melarang masuknya hasil laut dari Jepang.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement