REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rusia berharap hubungan Indonesia dengan Australia tetap terjalin baik, meski ada ketidaksepahaman tentang masalah penanganan imigran gelap.
"Rusia mengharapkan hubungan Indonesia dan Australia tetap terjalin dengan baik, sebab Rusia sama-sama menjalin hubungan yang harmonis dengan Australia dan Indonesia," kata Ketua DPR RI, Marzuki Alie mengutip penjelasan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Yurievich Galuzin dalam pertemuan di Gedung DPR di Jakarta, Selasa (1/10).
Menurut Marzuki, harapan Rusia terhadap hubungan baik antara Indonesia dan Australia itu terkait dengan kepentingan Negeri Tirai Besi itu dalam kawasan Asia Pasifik.
"Masalahnya hubungan Australia dan Indonesia itu menyangkut keamanan di Asia Pasifik, di mana Rusia juga memiliki kepentingan di kawasan ini," jelasnya.
Karenanya, Rusia berharap isu retaknya hubungan Indonesia-Australia terkait kasus pengungsi gelap, dapat segera diselesaikan dengan baik.
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Australia Tony Abbott di Jakarta, Senin (30/9) kemarin. Kunjungan PM Abbott tersebut merupakan pertama kali sejak dirinya terpilih menjadi perdana menteri menggantikan Kevin Rudd.
Kunjungan tersebut terjadi setelah munculnya kasus perahu pencari suaka yang tenggelam pada Sabtu (28/9) disekitar Laut Jawa yang menewaskan 31 orang.
Tony Abbott mengatakan dalam kampanye politiknya akan melakukan operasi nasional menangani imigran gelap yang datang dari perairan Indonesia. Hal itu disebutnya sebagai solusi mengenai maraknya aksi menyerang ke Australia yang dilakukan korban konflik di Timur Tengah.
Operasi itu menyebutkan, pertama menggunakan armada militer angkatan laut, dengan menempatkan pasukan di perairan perbatasan kedua negara. Lalu imigran gelap ditangkap dan dikembalikan ke Indonesia. Kedua, membayar nelayan Indonesia untuk kembali membawa imigran ke perairan Indonesia.