REPUBLIKA.CO.ID, BANGUI -- Pasukan pemerintah di Republik Afrika Tengah bentrok dengan kelompok main hakim sendiri yang telah menargetkan warga Muslim, menewaskan enam anggota, kata militer Sabtu (12/10).
"Bentrokan pecah Jumat antara pasukan keamanan yang dikirim dari Bangui ke Bomboro (selatan ibu kota), dan kelompok pertahanan diri "anti-Balaka", kata seorang perwira militer yang tak bersedia disebut namanya, seperti dilansir dari AFP, Ahad (13/10).
Pejabat itu mengatakan, pertempuran mengakibatkan enam orang tewas di antara jajaran kelompok yang main hakim sendiri.
Anti-Balaka ("anti-parang" dalam bahasa lokal Sango) dibentuk oleh warga setempat yang jengkel dengan pelanggaran yang dilakukan oleh anggota mantan pemberontak Kelompok Seleka. Sekarang Seleka yang menggulingkan Francois Bozize Maret dibubarkan dan pemimpinnya Michel Djotodia kemudian menjadi presiden Muslim pertama di negara itu.
"Sekelompok orang tak dikenal baru-baru ini merampok di wilayah tersebut dan para pelaku melakukan kekejaman terhadap penduduk desa, lebih khusus menargetkan warga Muslim," kata perwira militer.
Kasus eksekusi, perkosaan, dan penjarahan oleh mantan pejuang Seleka setelah kudeta telah memicu ketegangan sektarian di bekas koloni Prancis di mana populasinya 80 persen Kristen. Pejabat militer mengatakan pemerintah pusat yang diperangi menanggapi kekhawatiran warga Bomboro atas kegiatan main hakim sendiri oleh pengiriman pasukan.
Bentrokan antara mantan oposisi dan warga di barat laut negara awal pekan ini menewaskan hampir 50 orang, menurut seorang pejabat keamanan.