Senin 21 Oct 2013 19:49 WIB

Prancis Protes Dimata-matai AS

Rep: Nur Aini/ Red: Dewi Mardiani
Menlu Prancis, Laurent Fabius
Foto: AP
Menlu Prancis, Laurent Fabius

REPUBLIKA.CO.ID, ASPARIS -- Pemerintah Prancis memanggil duta besar Amerika Serikat (AS) untuk memprotes adanya tuduhan mata-mata dalam skala besar terhadap warga Prancis yang dilakukan Badan Keamanan Nasional AS (NSA).

"Saya segera memanggil duta besar AS dan akan menerimanya pada pagi ini di Qaui d'Orsay (Kementrian Luar Negeri Prancis," ujar Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius dikutip Al-Jazeera, Senin (21/10).

Tuduhan mata-mata tersebut diterbitkan dalam laporan majalah Le Monde. Prancis dan Meksiko meminta penjelasan Washington terkait tuduhan mata-mata terbaru yang diungkap mantan kontraktor NSA, Edward Snowden. Laporan di Le Monde dan majalah mingguan Jerman Der Spigel, mengungkap NSA secara rahasia merekan puluhan juta panggilan telpon di Prancis dan meretas akun email mantan presiden Meksiko, Felipe calderon.

Badan mata-mata AS tersebut merekam 70,3 juta panggilan telpon di Prancis selama peiode 30 hari antara 10 Desember dan 8 Januari 2013. Laporan Le Monde mengutip dari dokumen Snowden.

Berdasarkan laporan itu, NSA secara otomatis merekam komunikasi dari nomor telpon tertentu di Prancis di bawah program dengan kode US-985D. Le Monde mengatakan, dokumen tersebut membuat yakin bahwa NSA tidak hanya menarget orang yang dicurigai terlibat terorisme, tetapi juga individu yang memiliki peran di dunia bisnis atau politik. Otoritas AS menolak berkomentar terhadap laporan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement