REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Delapan orang tewas ketika tentara militer Suriah menembakan roket ke wilayah Al-Hajar Al-Aswad, Kamis (31/10) waktu setempat.
Direktur Pemantau HAM Suriah, Rami Abdel Rahman melaporkan, serangan itu terjadi di saat meningkatnya ketegangan antara pemerintah dengan kelompok gerilyawan di Damaskus selatan.
Ia berkata, jumlah korban kekerasan pada serangan itu kemungkinan bakal meningkat. "Pengeboman itu merupakan salah satu usaha pihak rezim untuk merebut kembali wilayah selatan, beberapa wilayah di sekitarnya sudah dilumpuhkan tentara," tuturnya, seperti disadur dari AFP.
Lebih luas lagi, tentara berusaha mengamankan seluruh wilayah ibu kota dan mengaku berkali-kali sudah menguasai Damaskus, meskipun para gerilyawan masih menduduki daerah di lingkar selatan.
Pemantau HAM tersebut belum bisa memastikan apakah korban jiwa adalah gerilyawan atau warga sipil. Para pegiat juga menyebutkan serangan itu telah menyebabkan puluhan orang terluka.
"Banyak rumah yang hancur dan kami mencatat lebih dari 20 roket yang ditembakkan dan puluhan peluru lainnya," menurut Kantor Media Damaskus, suatu jaringan pegiat antirezim.
Kematian di Al-Hajar Al-Aswad itu terjadi selang sehari setelah tujuh warga sipil termasuk lima orang dari satu keluarga, terbunuh dalam peristiwa serupa.