REPUBLIKA.CO.ID, JUBA -- Penyerang dari etnis terbesar kedua Sudan Selatan, menghadang perjalanan misi perdamaian yang dibawa PBB menuju pusat konflik di negara bagian Jonglei.
Rencananya PBB akan mencari dan mengamankan warga sipil yang mengungsi di sana.
Aljazeera melaporkan, juru bicara Deputi PBB Farhan Haq, Kamis (19/12) mengatakan, yang dikhawatirkan PBB adalah jika para penyerang melakukan tindakan berbahaya kepada anggota misi.
"Sejauh ini, belum dapat dipastikan siapa dan berapa jumlah pelaku penghadangan," katanya.
Haq juga menyampaikan PBB kehilangan kontak dengan pangkalan Akobo. Tiga anggota misi dan seorang pekerja misi yang berada di sana belum diketahui kabarnya.
Konflik antaretnis terus memanas dan meningkatkan ketegangan di negara yang belum lama merdeka, Sudan Selatan.
Haq menyampaikan situasi di Ibukota Juba sedikit tenang. Namun sebuah laporan mengatakan beberapa mahasiswa tewas oleh orang tak dikenal di Universitas Juba, Rabu lalu. Ratusan orang akhirnya mengungsi dan meminta bantuan PBB.
Oposisi anti pemerintah mengklaim telah mengambil alih pusat Kota Bor. Faksi militer yang tergabung di dalamnya menolak untuk berunding dengan presiden. Akibatnya, perang sipil pecah sejak Ahad lalu.