REPUBLIKA.CO.ID, MANSOURA -- Ratusan orang berkumpul di alun-alun utama kota Mansoura, di lokasi yang sama dengan terjadinya pemboman Selasa (24/12) kemarin. Mereka mengatakan ingin mengeksekusi anggota Ikhwanul Muslimin, yang dianggap berada dibalik pemboman yang menewaskan 15 orang di kantor polisi di kota Delta Nil Mesir.
Kerumunan massa tersebut mengangkat poster bertuliskan 'tidak untuk kelompok teroris', dan membawa poster bergambar Kepala Jenderal Militer Mesir Abdel Fattah el-Sissi. Sissi adalah tokoh paling kuat di Mesir saat ini, yang menggulingkan kepemimpinan Mursi.
Sementara kerumunan orang juga mulai membakar mobil seorang pria yang melintas dengan simbol pro Mursi di mobilnya. Sejumlah orang lainnya menyerang rumah-rumah anggota Ikhwanul Muslimin yang terkemuka. Kerusuhan tersebut terjadi berbarengan dengan pemakaman para korban ledakan bom.
Sebelumnya ledakan kuat menghancurkan sebuah kantor polisi di kota Delta Nil Mesir pada Selasa (24/12) kemarin. Sedikitnya 15 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka akibat pengeboman mematikan tersebut.
Dalam konferensi persnya, Perdana Menteri El-Beblawi menuding kelompok Ikhwanul Muslimin yang selama ini mendukung presiden terguling Muhammad Mursi mendalangi serangan ini. Ia mengelompokkan serangan ini dengan protes pro Mursi, yang dianggap pelanggaran keamanan rakyat.
El-Beblawi juga menyebut, serangan tersebut sebagai pelanggaran hukum maksimum Mesir dan perlu ditangani dengan tegas. Atas peristiwa tersebut menurutnya, Presiden menyatakan tiha hari berkabung nasional.