REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Oposisi Sudan Selatan dan delegasi pemerintah, kembali bertatap muka guna melanjutkan pembicaraan damai. Pembicaraan tersebut dilakukan Selasa (7/1), untuk mengakhiri pertempuran yang berada di ambang perang saudara di Sudan Selatan.
Pembicaraan di negara tetangga Ethiopia itu fokus untuk menengahi gencatan senjata, dari pertempuran yang terjadi tiga pekan terakhir. Kekerasan telah menewaskan lebih dari 1000 orang dan membuat 200 ribu warga meninggalkan rumah mereka.Sebelumnya, pembicaraan kedua perwakilan tak menunjukkan perkembangan signifikan.
Para pejabat mengatakan, kedua belah pihak menyepakati aturan untuk kembali melanjutkan pembicaraan pada Selasa. Sudan Selatan telah mengalami pertempuran selama tiga pekan. Sejak Presiden Salva Kiir mengatakan adanya upaya kudeta pada 15 Desember lalu.
Kekerasan meluas ke dimensi etnis, dengan suku-suku saling menyerang. Pada Senin (6/1) lalu, Presiden Sudan Omar al-Bashir mengunjungi Sudan Selatan untuk bertemu dengan Kiir. Pertemuan menegaskan hubungan yang kuat antara Sudan dan Sudan Selatan. Sebelum memerdekakan diri pada 2011 lalu, Sudan Selatan terlibat peperangan selama 20 tahun dengan Sudan.