Selasa 07 Jan 2014 19:02 WIB

AS Percepat Pengiriman Bantuan Senjata ke Irak

Rep: Gita Amanda/ Red: Dewi Mardiani
Drone AS
Foto: NORTHROP GRUMMAN
Drone AS

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Perdana Menteri Irak terus mendesak warga di Fallujah, pada Senin (6/1), untuk mengusir militan yang berafiliasi dengan Alqaidah. Ini untuk menghindari pertempuran besar-besaran di kota itu. Pemerintah juga membuka jalan bagi bantuan militer Barat untuk Baghdad.

Tentara Irak telah mencoba mengusir militan yang dikenal dengan Negara Islam Irak dan Levant (ISIL), dari Fallujah dan Ramadi pada Ahad (5/1) lalu. Bentrokan antara pasukan pemerintah yang didukung suku di Anbar dengan ISIl menewaskan puluhan orang., termasuk diantaranya 22 tentara, 10 warga sipil dan sejumlah militan.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry, Ahad lalu mengatakan, Washington sangat prihatin dengan pertempuran yang baru-baru ini terjadi di Irak. Ia menegaskan, AS akan memberi bantuan senjata dan nasihat pada Irak, tapi tak akan mengirim pasukannya.

Juru bicara Pentagon, Kolonel Steve Warren, mengatakan bahwa AS akan mempercepat pengiriman sejumlah senjata dan drone-nya ke Irak. Pengiriman tersebut termasuk 10 drone pengawas Scan Eagle dan 100 rudal Hellfire.

Dilansir dari The Telegraph, drone Scan Eagle merupakan pesawat murah sepanjang tiga meter, yang mampu terbang selama 24 jam. Sementara Rudal Hellfire, awalnya dirancang sebagai senajata anti-tank yang dapat ditembakkan dari helikopter dan pesawat tempur.

Diharapkan senjata-senjata itu akan sampai pada musim semi mendatang. Pengiriman sesuai dengan kontrak yang sudah ditandatangani dengan Irak. Menurut para pejabat AS, 75 rudal Hellfire akan dikirim ke Baghdad pada pertengahan Desember.

Kolonel Warren mengatakan, Washington tengah bekerja sama dengan Irak untuk mengembangkan 'strategi holistik' guna mengisolasi kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Alqaidah. Pasukan pemerintah dan penduduk suku setempat saling bekerja sama mengusir militan dari daerah penduduk. Tapi dia mengulangi pernyataan Kerry, bahwa tak ada pasukan As yang akan kembali ke Irak untuk membantu operasi militer.

Sebaliknya, kata dia, AS akan terus memberikan laporan intelijen dan saran untuk membantu Irak. "Kami tak melakukan pekerjaan taktis dengan Irak," ujar Warren.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement