REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Empat staf kedutaan Mesir diculik di ibu kota Tripoli, Libya pada Sabtu (25/1). Insiden itu terjadi sehari setelah satu diplomat Mesir dibawa kabur oleh para pria bersenjata juga di kota itu, kata pemerintah Libya.
Belum ada grup yang mengaku bertanggung jawab atas penculikan tersebut, tapi peristiwa itu terjadi tak lama setelah kelompok milisi terkuat di Libya menyatakan dalam laporan bahwa pemimpin mereka ditahan di Kairo dan mengancam untuk membalas.
"Empat orang lagi diculik. Satu di antaranya adalah atases budaya dan tiga lainnya staff," ujar juru bicara Kementrian Luar Negeri Libya, seperti dilaporkan Reuters, Sabtu (25/1) tanpa memberi detail lebih lanjut.
Dua tahu setelah Muammar Qaddafi terguling, Libya masih berguncang dan jauh dari stabil, sementara pemerintah terus berjuang mengendalikan mantan pemberontak, milisi dan dan militan yang bersenjata berat. Mereka semua ikut berjuang dalam revolusi penggulingan Qaddafi namun kini kerap menentang otoritas di Tripoli.
Salah satu grup milisi kuat, Ruang Operasi Revolusioner Libya, pada Jumat (24/1) mengatakan pemimpinnya, Shaban Hadia ditahan di Mesir, di mana ia sedang mengunjungi negara itu bersama keluarganya untuk keperluan pengobatan.
Pemimpin lain grup tersebut, Adel al-Gharyani, menyangkal telah menyekap diplomat Mesir yang pertama kali diculik, meski ia menyerukan kepada otoritas Mesir untuk segera melepaskan komandan mereka atau akan ada 'balasan kuat' dari grup.
Sejumlah warga asing telah diculik dan diserang dalam beberapa pekan terakhir. Pasukan keamanan Libya awal pekan ini membebaskan pejabat perdagangan Korea Selatan yang telah disekap berhari-hari oleh penculik. Menurut berwenang Libya tidak ada motif politik dalam penculikan tersebut.
Lalu seorang guru berkewarganegaraan Amerika ditembak mati di Benghazi pada Desember, pria Ingris pada Januari dan seorang wanita Selandia Baru dibunuh di pantai di Libya Barat.
Pemerintah Mesir, Jumat (24/1) menyatakan pembicaraan tengah dilakukan untuk mengupayakan pembebasan dan penyelamatan diplomat pertama yang bertugas sebagai atase admnistrasi.