REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyatakan, tidak kurang dari 3.7 juta jiwa pengungsi akibat konflik di Sudan Selatan sangat membutuhkan bantuan makanan.
Koordinator Kemanusiaan PBB di Sudan Selatan, Toby Lanzer, Ahad (2/2) kepada BBC mengatakan, diperlukan 1.3 Miliar dolar AS untuk mengatasi krisis di negara tersebut.
Kekerasan meletus di Sudan Selatan pada 15 Desember, dan mulai meluas pada aksi kekerasan antara beberapa kubu. Konflik tersebut hingga saat ini telah menelan ribuan korban jiwa dan menyebabkan 860 ribu warga harus diungsikan.
Lanzer melanjutkan, konflik juga menimbulkan efek buruk pada perekonomian Sudan Selatan. "Kondisi pasar mengalami gangguan, warga hidup di bawah tekanan, dan mereka tidak bisa melakukan aktivitas normal dengan leluasa," ujarnya.
Situasi yang terus memburuk itu, menurut Lanzer, tidak diprediksi oleh siapapun sejak pertengahan Desember lalu. Karenanya, saat ini semua pihak mau tidak mau harus berjuang menghadapi skala darurat dan bencana yang menimpa Sudan Selatan.
Jumlah makanan yang dibutuhkan warga, dia melanjutkan, untuk memenuhi kebutuhan sepertiga penduduk Sudan Selatan. Beberapa penduduk sipil di Malakal bahkan dikatakan telah menjarah gudang penyimpanan bantuan untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
'Sebagian besar penjarahan dilakukan oleh orang-orang yang sudah putus asa dan tidak sabar menunggu bantuan disalurkan,,' kata Lanzer.