Jumat 14 Feb 2014 22:06 WIB

Abdul, Penjual Kebab Jadi Rujukan Seorang Menteri

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA --  Seorang pemilik restoran kebab di Sydney, Abdul Ghazel, mungkin tak pernah menyangka dirinya akan menjadi  referensi dalam kebijakan ekonomi yang kini dijalankan Pemerintah Australia.

Hari Kamis (13/2) lalu, menteri yang menjabat sebagai bendahara negara Australia, Joe Hockey, membela keputusan pemerintah untuk tidak mengucurkan bantuan dana bagi sebuah pabrik pengalengan buah, SPC Ardmona.

Pabrik itu sebelumnya meminta suntikan dana pemerintah untuk meneruskan usahanya. Namun pemerintah Australia menolak dengan alasan induk perusahaan SPC Ardmona, yaitu Coca Cola, merupakan perusahaan dengan keuntungan yang sangat besar, sehingga seharusnya bisa membantu anak usahanya sendiri.

Keputusan pemerintah ini ditentang oleh pihak Oposisi. Dalam membela keputusannya, Joe Hockey yang bertanggung jawab menangani anggaran negara, membuat rujukan kepada seorang pengusaha kecil bernama Abdul Ghazel.

"Abdul si pembuat kebab saja tidak meminta bantuan untuk membeli oven baru," begitu dikatakan Hockey. Ia mengutip informasi ini dari salah seorang anggota DPR negara bagian New South Wales.

"Bisnis ini hadir untuk berkompetisi. Pemerintah ingin mendorong kewirausahaan, bukan penerima bantuan," tambahnya.

Hari Jumat (14/2), ABC mengunjungi si pembuat kebab itu. Abdul tampak sibuk di restorannya menyambut jam makan siang. Apakah Abdul akan meminta bantuan dana dari pemerintah juga?

"Sama sekali tidak. Saya kira pemerintah tidak akan memberi saya bantuan apa-apa," katanya. Ia mengatakan tidak percaya kalau pemerintah akan membantunya membeli kulkas atau kompor baru.

Namun Abdul Ghazel menyatakan senang ia dijadikan rujukan oleh pemerintah.

Ditanya apakah Abdul ingin agar sang menteri datang mengunjungi restoran kebabnya? "Saya kira dia perlu datang. Tapi kalau betul mau datang, sebaiknya ia menelepon saya terlebih dahulu," tutur Abdul Ghazel lagi.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement