REPUBLIKA.CO.ID, SAN SALVADOR -– Mantan pemimpin gerilya Marxis mengklaim telah memenangkan pemilu presiden El Salvador pada Minggu kemarin. Namun, kemenangan tersebut justru dibantah oleh pihak lawan dan disebut-sebut telah melakukan penipuan.
Dilansir dari Reuters, kedua kandidat capres itu saling mengklaim telah memenangkan pemilu. Salvador Sanchez Ceren dari partai berkuasa Farabundo Marti National Liberation Front (FMLN) telah mendapatkan suara sebanyak 50.11 persen dalam hasil awal pemilu.
Sedangkan, lawannya dari partai sayap kanan Norman Quijano yang juga mantan Walikota San Salvador meraih suara sebanyak 49.89 persen. Dua pesaing itu hanya terpisahkan dukungan suara sebanyak 6.634.
Pemilu ini justru meningkatkan ketegangan di dalam negara itu, dan semakin membentuk jurang pemisah antara pendukung sayap kanan dan sayap kiri selama lebih dari dua dekade setelah perang saudara berakhir dengan kesepakatan damai.
Quijano (67) menyatakan pemilu tersebut sarat korupsi dan kecurangan serta permainan kotor. “Kami tidak akan membiarkan adanya penipuan. Kami 100 persen yakin bahwa kami telah menang,” katanya kepada para pendukungnya. “Angkatan bersenjata kami juga mengawasi proses pemilu ini,” katanya.
Sementara itu, Sanchez Ceren merayakan kemenangannya dengan para pendukungnya pada Minggu malam. “Kami memenangkan pemilu putaran pertama, dan sekarang kami telah menang lagi pada putaran kedua,” katanya. “Kami harus bekerja keras melawan kemiskinan,” tambahnya.
Pada pengadilan pemilu sebelumnya, Sanchez Ceren meraih kemenangan tak terbantahkan tapi belum dinyatakan sebagai pemenang. Pengadilan mengatakan sebelum mengumumkan pemenang, pihaknya harus menyelesaikan perhitungan secara formal.
Sanchez Ceren telah memenangkan suara sebanyak 49 persen dalam putaran pertama pemungutan suara bulan lalu. Angka itu 10 persen lebih tinggi dari Quijano. Lalu, pada pemungutan suara Minggu kemarin, posisi Sanchez Ceren masih terlihat kuat dengan meraih suara sebanyak 55 persen.
Kemenangan Sanchez ini membuat partai FMLN kembali menguasai pemerintahan berturut-turut. Ia pun berjanji akan menjalankan program-program sosialnya seperti membagikan segelas susu tiap hari kepada anak-anak dan memberikan seragam sekolah gratis, serta sepatu dan perlengkapan sekolah lainnya.
Program FMLN ini sangat dikenal oleh masyarakatnya. Pasalnya, di negara tersebut hampir sepertiga masyarakatnya hidup dalam kemiskinan dan mayoritas bergantung pada kiriman uang dari keluarga mereka yang tinggal di Amerika.
“Saya melihat perubahan dalam pemerintahan ini. Yang kami inginkan adalah skema kesejahteraan agar terus berjalan,” kata Carlos Cornejo (20), mahasiswa kedokteran.