Rabu 02 Aug 2023 08:47 WIB

El Salvador Kirim 8.000 Tentara Sisir Wilayah Pedesaan, Razia Besar-besaran Kelompok Geng

Polisi membongkar beberapa kamp yang diduga sebagai tempat persembunyian geng.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Suasana di Las Americas Square, San Salvador, El Salvador, 7 September 2021.
Foto: AP Photo/Salvador Melendez
Suasana di Las Americas Square, San Salvador, El Salvador, 7 September 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, SAN SALVADOR -- El Salvador mengirim sekitar 8.000-an tentara dan polisi untuk menyisir provinsi pedesaan Cabañas untuk mencari anggota geng jalanan pada hari Selasa (1/8/2023), dalam salah satu penggerebekan paling masif sejak Presiden Nayib Bukele mengumumkan tindakan keras terhadap geng-geng tersebut pada bulan Maret 2022.

Sekitar 1.000an polisi dan 7.000an tentara menyebar ke seluruh provinsi Cabañas untuk mendirikan pos-pos pemeriksaan di semua jalan yang mengarah ke dalam atau ke luar. Penggerebekan ini dilakukan setelah serangan penembakan pada akhir pekan terhadap kendaraan patroli polisi yang melukai dua petugas.

Baca Juga

Bukele mengklaim bahwa anggota geng MS-13 dan Barrio 18 yang terkenal kejam di negara itu telah melarikan diri ke provinsi tersebut untuk menghindari tindakan keras. Dia menyebut anggota geng tersebut sebagai "teroris."

"Cabañas telah menjadi tempat dengan jumlah teroris terbesar, yang datang untuk bersembunyi di daerah pedesaan," tulis Bukele dalam sebuah tweet. "Operasi besar-besaran ini akan menjamin keamanan yang lebih baik untuk daerah tersebut, dan kami tidak akan mengakhirinya sampai kami menemukan semua penjahat," ujarnya dalam pernyataan yang dilansir, Selasa (1/8/2023). 

Aksi hari Selasa merupakan serangan massal kelima sejak tindakan keras dimulai; pada bulan Mei, pemerintah mengirim 5.000an tentara dan polisi ke kota utara Nueva Concepcion setelah seorang petugas polisi terbunuh di sana.

Polisi membongkar beberapa kamp yang diduga sebagai tempat persembunyian geng di Cabañas dalam penggerebekan sebelumnya pada tahun 2022.

Pemerintah Bukele menangguhkan hak-hak konstitusional dan telah menahan 71.976 orang yang dituduh terlibat dalam geng, atau 1 persen dari populasi negara. Mereka dijebloskan ke dalam penjara, sehingga memicu gelombang tuduhan pelanggaran hak asasi manusia. 

Sedikitnya 30 persen dari mereka yang ditahan memiliki hubungan yang jelas dengan kejahatan terorganisir, menurut perkiraan kelompok hak asasi manusia Cristosal.

Pekan lalu, kongres El Salvador menyetujui peraturan baru yang memungkinkan pengadilan untuk mengadili para anggota geng yang dituduh dalam pengadilan massal, dalam upaya untuk mempercepat puluhan ribu kasus bagi mereka yang ditahan di bawah tindakan keras.

Geng Barrio 18 dan Mara Salvatrucha (MS-13) telah lama menguasai sebagian besar wilayah negara itu. Kelompok ini, menuntut uang sebagai imbalan untuk mengizinkan kegiatan ekonomi yang paling mendasar sekalipun. Tindakan keras terhadap mereka telah terbukti sangat populer di El Salvador.

Dalam penggerebekan sebelumnya, pemerintah mengumpulkan sekelompok besar orang yang sering kali berdasarkan penampilan dan tempat tinggal mereka. Pemerintah juga telah melakukan dakwaan massal, di mana para hakim menghadapi 50 hingga 500 tahanan sekaligus, sering kali tidak mempertimbangkan dokumen dan bukti lain yang menunjukkan karakter mereka yang menghadapi dakwaan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement