REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Keluarga korban Malaysia Airlines MH370 diminta untuk tidak terus menerus mencemaskan situasi pencarian pesawat yang hilang tersebut. Tim perawat dan relawan segera dikirim untuk melakukan bantuan perawatan medis serta konseling.
Presiden Asosiasi Kesehatan Malaysia, Datuk Dr NKS Tharmaseelan mengatakan, saat ini mereka membutuhkan komunikasi serta empati. Dia juga mengapresiasi langkah Malaysian Airlines dan Departemen Kesehatan yang mengirimkan bantuan medis serta konseling ke keluarga korban.
"Mereka tentunya trauma dengan peristiwa ini, ditambah tidak ada kepastian atas nasib MH370. Mereka pasti merasa gelisah, murung, mudah tersinggung, dan cepat marah,” kata Tharmaseelan seperti yang dikutip Bernama, Senin (17/3).
Dia menambahkan, stres yang terus menerus akan berakibat pada masalah kesehatan seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, depresi, gangguan kecemasan dan penyakit lainnya. Menurut dia, tidak baik terlalu mencemaskan hal yang belum pasti.
MH370 adalah peristiwa menyedihkan, sekaligus dianggap misterius, karena belum ada informasi yang pasti. Daripada melakukan spekulasi dan cenderung menebak-nebak kondisi pesawat tersebut, lebih baik, kata dia, fokus pada upaya pencarian saat ini.
Nasib pesawat maskapai Malaysia Airlines Boeing 777-200ER dengan nomor penerbangan MH370 masih simpang siur. Dari mulai tenggelam ke laut, meledak ke udara, hingga dibajak dan mendarat di suatu tempat.