REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia berduka pada peringatan delapan tahun tragedi Malaysia Airlines MH17 yang ditembak jatuh di wilayah Donetsk, Ukraina. Malaysia juga menyerukan investigasi independen serta menyeluruh terhadap penembak pesawat tersebut.
Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah dalam keterangan tertulisnya di Kuala Lumpur, Ahad (17/7/2022), mengatakan Malaysia berduka atas hilangnya 298 nyawa dalam penembakan pesawat MH17 pada 17 Juli 2014 itu. Para korban berasal dari 10 negara berbeda, mayoritas merupakan warga Belanda. Sebanyak 43 penumpang dan awak pesawat berkewarganegaraan Malaysia.
"Malaysia akan terus memberikan komitmen teguh pada anggota Tim Investigasi Gabungan (JIT) dan berharap proses peradilan transparan, dalam upaya untuk mencari kebenaran, keadilan, dan akuntabilitas," ujar dia.
Saifuddin menyampaikan penghargaan Malaysia kepada mitra JIT untuk ketekunan yang ditunjukkan dalam proses penyelidikan dari tersangka-tersangka yang berperan dalam penembakan MH17. Secara konsisten, ia mengatakan, Malaysia telah menyerukan dan mendukung proses investigasi yang independen dan menyeluruh terhadap para penjahat yang didakwa di Kejaksaan Nasional Belanda.
Dalam memperingati para korban dan ahli waris dari kecelakaan itu, menurut Saifuddin, hanya proses hukum yang komprehensif yang dapat memberikan keputusan yang adil dan setimpal. Malaysia sangat puas dengan kemajuan yang dicapai selama ini.
"Kami memanjatkan doa untuk keluarga yang berduka karena kehilangan orang yang mereka cintai dalam kecelakaan MH17. Upaya yang dilakukan sejauh ini adalah demi mereka dan kami akan melakukan segala kemungkinan untuk mendapatkan keadilan atas insiden tragis itu," kata Saifuddin.