REPUBLIKA.CO.ID, PORT MORESBY -- Pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang menghilang sejak 8 Maret 2014 lalu terus dilakukan. Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott mengatakan ada harapan menyusul hasil pencarian pesawat nahas berpenumpang 239 orang itu.
Harapan kembali membuncah setelah gambar-gambar satelit milik Tiongkok menunjukkan kemungkinan serpihan di kedalaman wilayah pencarian di Samudera Hindia bagian selatan. Kemungkinan petunjuk terbaru itu muncul ketika pencarian MH370 memasuki pekan ketiga.
Masih tidak ada jejak yang dapat dipastikan menyangkut keberadaan penerbangan yang memakai pesawat Boeing 777 itu. Pasukan internasional pada Ahad (23/3) meneruskan upaya pencarian dengan memusatkan kegiatan di dua wilayah sekitar 2.500 kilometers barat daya Perth.
Mereka berupaya mencari benda yang telah diidentifikasi oleh Tiongkok dan serpihan-serpihan kecil lainnya yang mungkin saja berkaitan dengan MH370. Termasuk sebuah lempengan kayu yang terlihat oleh pesawat pencari pada Sabtu (22/3) kemarin.
"Gambar satelit Tiongkok yang baru menunjukkan setidaknya ada satu benda besar di bawah sana. Konsisten dengan gambar benda yang ditemukan sebelumnya," kata Abbott kepada para wartawan saat melakukan lawatan ke Papua Nugini.
"Jelas sekali bahwa kita sekarang mempunyai sejumlah petunjuk yang sangat dapat dipercaya dan ada harapan yang meningkat bahwa kita kemungkinan sedang menemukan apa yang telah terjadi (terkait MH370)," tambah Abbott.
Penemuan yang baru oleh Tiongkok itu secara dramatis diumumkan oleh Menteri Transportasi sementara Malaysia, Hishammuddin Hussein. Ia menyampaikan sebuah catatan berisi rincian saat berlangsungya jumpa pers di Kuala Lumpur.
Tiongkok mengatakan benda itu memiliki panjang 22 meter dan lebar 13 meter dan kemungkinan puing terlihat sekitar 120 kilometer antara selatan dan barat yang dilaporkan oleh Australia di perairan barat wilayahnya di perairan terlarang Samudera Hindia sebelah selatan.
Gambar baru diambil pada 18 Maret pagi, kata badan ilmu pengetahuan, teknologi dan industri untuk pertahanan nasional Tiongkok (SASTIND) di situsnya. Dari gambar-gambar yang kabur, tidak mudah ditentukan apakah benda-benda itu adalah benda yang sama seperti yang dilihat oleh Australia.