REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat (AS) sedang mengerahkan salah satu pelacak Kotak Hitam berteknologi tinggi. Mendekati wilayah pencarian pesawat Malaysia Airlines di daerah terpencil perairan Australia.
Pengerahan detektor Kotak Hitam dengan teknologi tinggi itu memperkuat harapan bahwa reruntuhan pesawat dapat segera ditemukan. Malaysia Airlines dengan penerbangan MH370 menghilang dari layar radar sipil kurang dari satu jam setelah lepas landas dari Kuala Lumpur dengan membawa 239 orang dalam penerbangan menuju Beijing pada 8 Maret lalu.
Pelacak Kotak Hitam, yang disebut dengan Towed Pinged Locator, akan menjadi alat penting dalam upaya menemukan kota hitam pesawat jet itu jika daerah ditemukannya puing digariskan oleh tim pencari internasional di bawah kepemimpinan Australia. Menyisir wilayah di Samudera Hindia, sekitar 2.500 kilometer dari barat daya Perth.
"Jika puing ditemukan, kami bisa bergerak secepat mungkin karena masa hidup baterai pendesing kotak hitam memiliki keterbatasan," kata Komandan Chris Budde, pejabat Operasi Armada Ketujuh, dalam sebuah pernyataan yang dikirimkan melalui surat elektronik.
Perhatian dan sumber-sumber dalam pencarian pesawat Boeing 777 itu telah berpindah-pindah dalam beberapa hari terakhir ini, dari fokus awal di utara khatulistiwa hingga ke lautan dingin yang diselimuti es di selatan Samudera Hindia.
Wakil Perdana Menteri Australia Warren Truss menekankan betapa menantangnya kondisi pencarian pesawat. "Laut terlalu luas untuk mencari, mungkin, sebuah benda kecil," kata Truss kepada Radio Australian Broadcasting Corp.
"Hari ini kami perkirakan cuaca akan memburuk dan ramalan cuaca ke depan tidak terlalu bagus, akan menjadi tantangan, namun kami akan tetap dengan (misi) ini," katanya.
Dua pesawat militer Tiongkok Ilyushin IL-76 serta dua P3 Orions dan dua pesawat jet sipil jarak sangat jauh milik Australia telah mulai melakukan pencarian dini pada hari Senin (24/3). Satu jet jarak sangat jauh lainnya, yaitu P8 Poseidon milik Angkatan Laut AS dan dua P3 Orions milik Jepang juga diberangkatkan hari yang sama.