Kamis 27 Mar 2014 20:40 WIB

Keluarga Korban MH370 Kritik Pihak Berwenang Malaysia

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
 Keluarga korban penumpang pesawat Malaysia Airlines MH370  berunjuk rasa di depan gedung Kedubes Malaysia di Beijing, Selasa (25/3).   (Reuters/Kim Kyung-Hoon)
Keluarga korban penumpang pesawat Malaysia Airlines MH370 berunjuk rasa di depan gedung Kedubes Malaysia di Beijing, Selasa (25/3). (Reuters/Kim Kyung-Hoon)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING-- Keluarga korban MH370 asal Cina masih tak terima dengan pernyataan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, yang menyatakan MH370 berakhir di selatan Samudera Hindia. Mereka menyebut pemerintah Malaysia ceroboh dalam melakukan penyelidikan dan membuat klaim.

Dilansir dari South China Morning Post, keluarga korban menyatakan sulit menerima klaim sampai bukti kuat tersedia. Mereka mengatakan ada alasan meragukan pernyataan Najib. Sejak awal menurut keluarga, para pejabat Malaysia kerap menyebabkan kebingungan dan kemarahan dengan pernyataan yang saling bertentangan dan informasi terbatas.

Kurangnya diversifikasi reruntuhan dan belum adanya sinyal penemuan rekaman data dari kotak hitam, membuat keluarga korban terus bertanya-tanya. Sampai bukti benar-benar dihadirkan, skeptisme akan terus berkembang. Ini hanya bisa diselesaikan jika pesawat ditemukan, sehingga peneliti bisa mengetahui apa yang terjadi dengan penerbangan MH370.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Hong Lei mengatakan pada Kamis (27/3), bahwa lima kapal Cina telah tiba di perairan Australia. Hong juga mengatakan, tiga kapal lain menuju wilayah laut, sementara empat kapal masih mencari di bagian timur, selatan Samudera Hindia.

"Sinergi antara upaya pencarian Cina di udara dan laut akan diperkuat setelah kedatangan lebih banyak kapal di perairan," ujar Hong seperti dilansir kantor berita Xinhua.

Tak hanya keluarga di Cina yang mengeluhkan sikap pemerintah Malaysia. Dilansir dari The Malaysian Insider, keluarga penumpang asal Selandia Baru juga mengkritik pihak berwenang Malaysia. Mereka menganggap pemerintah kurang sensitif dalam menangani krisis ini.

Danica Weeks, yang suaminya merupakan penumpang MH370, menerima teks dari Malaysia Airlines pada Senin (24/3). Pesan tersebut memberitahukan nasib penerbangan, tepat sebelum Perdana Menteri Malaysia mengumumkan penerbangan berakhir di selatan Samudera Hindia.

Setelah dikritik oleh media China dan internasional , Malaysia Airlines membela langkahnya untuk mengirim pesan teks ke keluarga penumpang dan awak. Ketua MAS Tan Sri Mohd Nor Mohd Yusof dan CEO MAS Ahmad Jauhari Yahya, menekankan bahwa maskapai selalu menempatkan kebutuhan keluarga penumpang dan awak MH370 diurutan pertama sejak pesawat itu hilang pada tanggal 8 Maret.

"Biarkan aku menjelaskan peristiwa Senin malam. Motivasi tunggal kami adalah untuk memastikan bahwa keluarga mendengar berita lebih dulu sebelum dunia tahu," kata Ahmad Jauhari pada konferensi pers.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement