REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST -- Hongaria menentang Uni Eropa memberlakukan putaran sanksi-sanksi ekonomi terhadap Rusia. Ini karena Eropa bergantung pasokan gas dari Rusia.
Seperti dikutip reuters, Jumat (28/3), Perdana Menteri Viktor Orban mengungkap negaranya bergantung sekitar 80 persen kebutuhan gas alamnya kepada Rusia. Baru-baru ini, Hungaria menandatangani kesepakatan senilai 10 miliar euro dengan Moskow bagi Rosatom untuk memperluas pabrik nuklir Paks Hungaria, generator listrik utama negara itu.
Rusia juga mitra dagang terbesar Hongaria di luar Uni Eropa, dengan ekspor senilai 2,55 miliar euro pada tahun 2013. "Sanksi-sanksi ekonomi berada di babak ketiga dan akan
beruntung untuk menghindari ini karena tidak dalam kepentingan baik Eropa, ataupun Hongaria," kata Orban seperti dikutip oleh harian bisnis Vilaggazdasag.
Orban mengatakan, krisis Ukraina dan sanksi politik sejak diberlakukan sejauh ini tidak mempengaruhi kesepakatan nuklir Hongaria dengan Moskow dan dia berharap ini akan tetap terjadi.
Kepala Rosatom, perusahaan nuklir negara Rusia, Kamis mengatakan bahwa beberapa kontrak internasional akan bisa terpengaruh oleh sanksi-sanksi Barat, kata kantor berita RIA Novosti.
Pada Kamis, Hungaria dan Slovakia menghubungkan jaringan gas mereka sebagai bagian dari upaya Uni Eropa untuk memperkuat pasokan keamanan di wilayah blok yang sangat tergantung pada impor dari Rusia itu.