Rabu 02 Apr 2014 07:00 WIB

Malaysia Klaim Tak Ada Keganjilan Dalam Komunikasi Terakhir Mh370

Rep: Alicia Saqina/ Red: Bilal Ramadhan
 Keluarga korban penumpang pesawat Malaysia Airlines MH370  menangis saat berunjuk rasa di depan gedung Kedubes Malaysia di Beijing, Selasa (25/3).   (Reuters/Kim Kyung-Hoon)
Keluarga korban penumpang pesawat Malaysia Airlines MH370 menangis saat berunjuk rasa di depan gedung Kedubes Malaysia di Beijing, Selasa (25/3). (Reuters/Kim Kyung-Hoon)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR-- Pemerintah Malaysia, pada Selasa (1/4), merilis transkip komunikasi terakhir yang dilakukan antara pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH 370 dengan pusat kontrol lalu lintas udara. Isi komunikasi terakhir yang berhasil dilacak itu, terjadi sebelum akhirnya pesawat nahas itu hilang kontak pada 8 Maret 2014.

 

Dikutip dari Reuters, Selasa (1/4), Menteri Transportasi Malaysia Hishammuddin Hussein pun, mengeluarkan pernyataan. ''Tidak ada sesuatu indikasi yang abnormal dalam transkrip (komunikasi terkahir),'' kata keterangan itu. Hanya dalam pernyataannya itu ia tak terlalu membeberkan jelas terkait komunikasi terakhir tersebut.

 

Koreksi pun akhirnya muncul, saat pemerintah Malaysia tengah menghadapi krtik keras yang datang dari para anggota keluarga penumpang MAS MH 370. Pencarian yang kini telah berlangsung hampir sebulan itu dianggap sia-sia. ''Transkrip awalnya diadakan sebagai bagian dari penyelidikan polisi,'' sambung pernyataan itu.

 

Malaysia menyebut, kata-kata terakhir dari kokpit MH 370 yang hilang merupakan kata-kata yang standar. Perubahan dilakukan hanya untuk mengganti kata-kata sebelumnya yang dianggap menggunakan bahasa yang sedikit santai.

 

Terkait masih terus dilakukannya pencarian keberadaan MAS MH 370, Marsekal Udara Australia Angus Houston pun berkomentar. Kepada para wartawan di Perth, ia mengatakan, pencarian pesawat yang membawa 239 penumpang itu akan memakan waktu yang cukup lama.

''Ini sangat kompleks, sangat menuntut dan kami tak memiliki informasi kuat seperti yang biasanya kami miliki,'' ungkapnya.

 

Kini sejumlah kekuatan dari tim pencarian pun tengah dikerahkan. Sepuluh pesawat militer, sembilan kapal, dan satu kapal milik pertahanan Australia masuk dalam tim pencarian tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement