REPUBLIKA.CO.ID, KIEV-- Otoritas Ukraina menyatakan telah berhasil menguasai gedung pemerintahan lokal di wilayah timur Ukraina, Kharkiv dari para separatis pendukung Rusia. Dilansir dari BBC, mereka berharap gedung-gedung pemerintahan di Luhansk dan Donetsk akan segera dibebaskan.
Senin kemarin, para demonstran pendukung Rusia telah menduduki gedung pemerintahan di tiga kota di Ukraina. Mereka menuntut untuk menyelenggarakan referendum pemisahan diri dari Ukraina, seperti yang dilakukan di Crimea.
Rusia telah mencaplok wilayah Crimea setelah referendum di wilayah tersebut selesai dilakukan. Namun, Kiev dan negara-negara Barat tidak mengakui referendum tersebut dan menganggapnya ilegal. Moscow sendiri telah mengerahkan ribuan pasukannya di perbatasan Ukraina. Meskipun Moscow berkali-kali menyatakan tak berniat untuk menginvasi Ukraina, Rusia mengaku membela hak-hak etnis Rusia di Ukraina.
Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina Danylo Lubkivsky mengatakan bahwa situasi di timur Ukraina saat ini terkendali namun masih tetap berbahaya. Presiden sementara Ukraina Oleksandr Turchynov mengatakan sejumlah aparat kepolisian terluka dalam sebuah operasi pembebasan gedung pemerintahan lokal di Kharkiv yang telah dikuasai para pendukung Rusia.
Sementara itu, sebanyak 70 orang telah ditahan, tambahnya. Para pemberontak menduduki gedung pemerintah lokal Donetsk pada Senin dan mendeklarasikan republik rakyat. Mereka pun menuntut digelarnya referendum untuk memisahkan diri dari Ukraina pada 11 Mei nanti.
Pihak berwenang dan aktivis pendukung Rusia pun telah melakukan pembicaraan. Sedangkan pada Selasa lalu, Rusia telah memperingatkan Ukraina untuk berhenti mempersiapkan angkatan militernya. Menteri Luar Negeri Rusia mengatakan persiapan militer dapat memicu adanya perang saudara. Rusia sendiri menolak untuk mengakui pemerintahan baru Ukraina yang mengambil alih kekuasaan setelah Presiden Viktor Yanukovych digulingkan.