REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI-- Komite Palang Merah Internasional (ICRC), Jumat, menyampaikan kekhawatiran mengenai situasi kemanusiaan yang memburuk di Sudan Selatan, saat satu juta orang memerlukan perawatan medis dan bantuan pangan.
Badan bantuan tersebut mengatakan pertempuran masih berkecamuk di beberapa bagian Sudan Selatan, empat bulan setelah awal konflik, sementara kebutuhan bantuan kemanusiaan terus meningkat di negara itu dan musim hujan mendekat.
Melker Mabeck, pemimpin delegasi ICRC di Sudan Selatan mengatakan jalan akan tak bisa dilewati dan pesawat takkan bisa melakukan pendaratan di lumpur.
"Kami telah mendongkrak kemampuan logistik kami dan akan terus menyesuaikan reaksi kami, tapi itu tetap menjadi tantangan untuk mewujudkan apa yang kami rencanakan," ia menambahkan, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat malam.
Tindakan tersebut dilakukan setelah Lembaga Antar-Pemerintah mengenai Pembangunan (IGAD) pada Jumat menyatakan tim pemantauan dan pengabsahannya telah memulai operasi di Sudan Selatan. Telah beredar tuduhan dan tuduhan balasan mengenai pihak yang tidak mematuhi kesepakatan sejak penandatanganan di Addis Ababa, Ethiopia, penghentian permusuhan dan pembebasan tahanan politik.