Jumat 18 Apr 2014 16:10 WIB

Markas PBB Diserang, 12 Tewas di Sudan Selatan

Rep: Alicia Saqina/ Red: Joko Sadewo
Para pengungsi yang menghindar dari perang saudara di Sudan Selatan
Foto: Reuters
Para pengungsi yang menghindar dari perang saudara di Sudan Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, JUBA -- Sekelompok massa yang mayoritas para pemuda Sudan Selatan menyerang markas PBB di Juba, pada Kamis (17/4). Akibat aksi penyerangan di pengungsian tersebut, setidaknya 12 orang tewas menjadi korban.

 

Dikutip dari AP, Jumat (18/4), aksi penyerangan massa tersebut, berlandaskan ketidaksukaan mereka terhadap adanya etnis minoritas yang berlindung di PBB. Mereka berniat untuk menyakiti etnis itu.

 

Atas penyerangan yang dilakukan sekelompok pemuda itu, terpaksa pasukan penjaga perdamaian di lokasi melepaskan tembakan mereka. Pelepasan tembakan ditujukan untuk meredakan ketegangan akibat massa yang mengamuk dan menggunakan kekerasan.

 

Usai kejadian, pejabat pemerintahan setempat pun mengeluarkan pernyataan, 12 orang setidaknya harus meregang nyawa. PBB pun mengatakan, serangan tersebut sangat lah tak beralasan. Sehingga, badan persatuan dunia itu sangat mengutuk insiden berdarah tersebut.

 

Tak hanya mengutuk, pascaserangan, PBB juga langsung menyerukan penyelidikannya.

 

Selain keluar dari pejabat yang berkewenangan, pernyataan jatuhnya korban juga disampaikan oleh Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Samantha Power. Power mengatakan, jumlah korban tewas melebihi 12 jiwa. Ia menerangkan, setidaknya 20 warga sipil tewas dan lebih dari 70 orang terluka.

 

Tak hanya itu, bahkan Power menyebut bentuk penyerangan itu sebagai tindakan yang tak terpelajar dan manusiawi.

 

Mengenai detail informasi hingga penyerangan terjadi, disebutkan, para penyerang memaksa masuk ke dalam sebuah kamp Bor di negara bagian Jonglei itu. Di dalam kamp Bor terdapat sekitar 5.000 etnis Nuers. Diketahui, ribuan etnis Nuers ini memang mencari perlindungan sejak konflik di Sudan Selatan itu pecah, pertengahan Desember lalu.

 

''Pelaku penyerangan bergerombol, bersenjata, mereka datang ke markas PBB itu dengan alasan demonstrasi damai dan berniat untuk mengajukan sebuah petisi,'' kata juru bicara PBB Stephane Dujarric, di markas besar PBB, di New York.

 

Ia menjelaskan, namun kedatangan massa yang mulanya menyatakan damai itu kemudian berubah. ''Massa memaksa masuk dan menembaki para pengungsi di dalam yang berupaya berlindung,'' lanjut Dujarric.

 

Kini, upaya penjagaan di lingkungan markas PBB di pengungsian Sudan Selatan itu pun ditingkatkan. Pejabat militer Sudan Selatan, Mayor Kuol Mayen Deng mengatakan, pasukan tentara Uganda kini ditempatkan di wilayah tersebut guna melindungi markas PBB.

 

Deng menerangkan, penjagaan sangat penting dilakukan, mengingat korban yang jatuh kemarin tak hanya warga sipil. Dua anggota penjaga perdamaian PBB pun terluka akibat penyerangan. Serangan kelompok massa itu pun dinilai PBB begitu agresif, karena peringatan tembakan penjaga perdamaian saja mereka acuhkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement