Rabu 30 Apr 2014 12:22 WIB

Amnesty: Pakistan Gagal Lindungi Hak Wartawan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bilal Ramadhan
Amnesty International
Foto: .
Amnesty International

REPUBLIKA.CO.ID, PAKISTAN-- Kelompok pembela hak asasi manusia, Amnesty Internasional mengatakan pihak berwenang Pakistan dinilai telah gagal melindungi jurnalis. Amnesty mencatat ada 34 kasus wartawan yang terbunuh di daratan Pakistan sejak akhir kekuasaan militer tahun 2008.

Dikutip dari BBC, 13 kasus diantaranya terjadi di provinsi Balochistan dan sembilan lainnya di bagian utara barat Pakistan dimana Taliban berpusat. Hanya satu kasus sejak 2002 yang berhasil mengadili pembunuh yaitu dalam kasus pembunuhan di Wali Khan Babar.

Komite Perlindungan Jurnalis menilai Pakistan adalah salah satu tempat paling berbahaya untuk jurnalis. Banyak kasus penyerangan terhadap wartawan di sana. Laporan Amnesty ini juga dibenarkan oleh salah satu presenter televisi Pakistan Hamid Mir.

Pada 19 April ia mengaku diserang dan dipukuli pada bagian perut dan tangan. Mobilnya ditembaki oleh orang tak dikenal yang mengendarai motor ketika ia baru saja meninggalkan bandara Karachi. Anchor televisi lain, Raza Rumi ditembak pada Maret ketika ia masih berada di dalam mobil. Sopirnya juga dilaporkan tewas.

Beberapa jurnalis yang diwawancara oleh Amnesty memprotes kekerasan atau serangan yang dilakukan orang orang-orang diduga berhubungan dengan agen mata-mata militer Pakistan, yaitu Directorate for Inter-Services Intelligence. Agency ini dituduh menargetkan orang-orang yang melaporkan isu sensitif terkait keamanan nasional Pakistan.

Amnesty mengatakan ada pola tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap jurnalis. Dimulai dengan meneror melalui telpon kemudian berlanjut pada kekerasan di lapangan, penculikan hingga pembunuhan. Sementara, laporan ini ditentang oleh pihak berwenang.

Amnesty juga menambahkan jurnalis di Pakistan menjadi target grup politik, Taliban dan kelompok etnik bersenjata.  Pada Maret, Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif berjanji akan melakukan usaha lebih untuk melindungi jurnalis.

Namun, Direktur Amnesty bagian Asia Pasifik David Griffiths mengatakan hal itu hanya omong kosong, tidak ada yang berbeda. Menurutnya, seharusnya mereka menyelidiki lembaga militer dan intelegen negaranya sendiri dan memastikan mereka bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi wartawan.

''Ini harus dibawa ke pengadilan sehingga mereka yang menargetkan wartawan tidak lagi merasa bebas,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement