Senin 05 May 2014 13:07 WIB

Duh.....Siswa SMA di Australia Terbiasa dengan Sexting

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Survei di kalangan siswa SMA di Australia menemukan perilaku sexting  sudah menjadi kelaziman di kalangan remaja negara ini. Sexting yaitu mengirim dan menerima SMS berisi pesan dan gambar berbau seks.

Survei yand dilakukan Universita La Trobe mewawancarai lebih dari 2.000 remaja usia 16 hingga 18 tahun di seluruh Australia. Penelitian berjudul Survei Nasional terhadap Siswa SMA dan Kesehatan Seksual merupakan pesanan pemerintah yang dilakukan setiap lima tahun sekali. Survei dimaksudkan untuk mengetahui perilaku seksual, pengetahun dan sikap remaja di Australian.

Dalam survei kali ini terungkap, lebih separuh responden mengaku pernah menerima SMS berbau seks sementara 26 persen mengaku pernah mengirim pesan dan gambar diri mereka sendiri yang berbau seks.

Disebutkan, sebanyak 25 persen siswa Kelas 10, sepertiga siswa Kelas 11, serta 50 persen siswa Kelas 12 mengaku sudah pernah melakukan hubungan seksual.

Di kalangan remaja yang sudah aktif secara seksual, 84 persen di antaranya mengaku pernah menerima SMS berbau seksual serta 72 persen mengaku pernah mengirim SMS seperti itu.

Terungkan pula, separuh dari kelompok ini pernah mengirim gambar-gambar telanjang berupa foto atau video tentang diri mereka sendiri dan 70 persen mengakui pernah menerima.

Menurut Professor Anne Mitchell, yang memimpin penelitian ini, mengatakan fenomena sexting atau mengirim SMS berbau seksual tampaknya telah mnejadi bagian dari hubungan seksual remaja saat ini.

"Mengingat perilaku SMS berbau seksual ini merupakan pelanggaran hukum di Australia, tampaknya kita sebagai orangtua telah kalah melawan kaum remaja," katanya.

Namun Professor Mitchell tidak merekomendasikan agar perilaku seperti itu tidak lagi dianggap sebagai pelanggaran hukum.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement