Rabu 07 May 2014 09:51 WIB

Pembagian Bantuan Korban Tanah Longsor Afghanistan Kisruh

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Didi Purwadi
Longsor (ilustrasi)
Foto: telegraph.co.uk
Longsor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BADAKHSHAN -- Kekisruhan kembali terjadi di lokasi bencana tanah longsor Afghanistan. Para korban selamat meluapkan kemarahannya karena distribusi bantuan dinilai lamban.

Dilansir dari Aljazeera, kepolisian Afghanistan pun menembakkan senjatanya ke udara untuk membubarkan para penduduk yang marah. Menurut seorang saksi mata, puluhan orang mencoba menaiki truk penyalur bantuan pada Selasa kemarin.

Mereka pun menyerang dua petugas kepolisian yang berupaya menjaga ketertiban di desa Aab Bareek dimana ratusan orang dinyatakan tewas atas bencana yang terjadi Jumat lalu.

"Sekitar 80 orang menyerang kepolisian dan melempari batu. Polisi kemudian menembakkan senjatanya ke udara sekitar satu menit," kata seorang saksi.

Selain itu, seorang pria bersenjata juga mendekati truk pengangkut bantuan yang kemudian disergap oleh empat anggota kepolisian setelah mengarahkan senjatanya kepada pria tersebut.

Lembaga penyalur bantuan tengah berusaha untuk memberikan bantuan darurat kepada lebih dari empat ribu pengungsi. Namun, ketegangan pun sering terjadi karena pengiriman bantuan sangat lamban.

Organisasi Migrasi Internasional mengatakan pendistribusian bantuan telah dihentikan menyusul penembakan dan situasi yang tak aman. Situasi di lokasi bencana juga semakin menegang setelah para warga dari desa lain juga berebut mendapatkan bantuan.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement