Sabtu 10 May 2014 06:00 WIB

NATO Kecam Kunjungan Putin ke Crimea

Vladimir Putin
Foto: Reuters
Vladimir Putin

REPUBLIKA.CO.ID, TALLIN-- Kepala NATO Jumat mengecam kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Krimea dan mengatakan aliansi militer melihat tidak ada bukti Moskow telah menarik pasukannya kembali dari perbatasan Ukraina.

"Kami masih pertimbangkan Krimea sebagai wilayah Ukraina dan dari pengetahuan saya pihak berwenang Ukraina tidak mengundang Putin untuk mengunjungi Krimea, sehingga dari titik pandang itu kunjungannya ke Krimea adalah tidak pantas," kata Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen.

"Kami pertimbangkan aneksasi Rusia pada Krimea menjadi ilegal, tidak sah, dan kami tidak mengakuinya," katanya di ibu kota Estonia Tallinn.

Putin melakukan kunjungan kejutan ke pelabuhan Krimea Sevastopol Jumat untuk memeriksa angkatan laut Rusia sebagai bagian dari perayaan untuk menandai kemenangan Sovyet atas Nazi pada Perang Dunia II.

Rusia menganeksasi Krimea bulan lalu setelah referendum menyerukan wilayah itu berada di bawah kekuasaan Moskow.

Krisis ini telah bergeser ke bagian lain dari timur Ukraina, di mana Kiev sudah berjuang untuk menundukkan pemberontakan oleh militan pro-Rusia. Rasmussen juga menegaskan aliansi pertahanan Barat masih belum melihat adanya indikasi bahwa Putin telah menarik pasukan Rusia yang berkumpul di sepanjang perbatasan timur Ukraina.

Pemimpin Rusia mengumumkan penarikan mundur pasukannya itu Rabu, tetapi baik Gedung Putih dan NATO mengatakan mereka melihat tidak ada bukti diperkiraan 40.000 tentara yang ada di sana telah ditarik. Rasmussen tiba di negara bekas Soviet Baltik Estonia dari Polandia Kamis untuk memimpin sebuah pertemuan dua hari delegasi Dewan Atlantik Utara, badan pengambil keputusan politik utama NATO.

Ke-28 anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara menanggapi intervensi Rusia di Ukraina dengan meningkatkan pertahanan di Eropa Timur, mengirimkan kapal perang, jet tempur dan pasukan ke wilayah tersebut. Pembangunan kekuatan militer dijadwalkan akan berakhir pada 31 Desember, tetapi aliansi mengatakan itu menjadi mungkin permanen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement