Selasa 13 May 2014 07:06 WIB

Dua Wilayah di Ukraina Nyatakan Kemerdekaan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Hazliansyah
 Bentrokan antara dua kelompok massa pendukung Ukraina dengan Rusia di Kiev, Ukraina, Selasa (29/4).
Foto: EPA/Sergey Dolzhenko
Bentrokan antara dua kelompok massa pendukung Ukraina dengan Rusia di Kiev, Ukraina, Selasa (29/4).

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Setelah menggelar referendum, para pemimpin separatis di Ukraina timur menyatakan kemerdekannya. Namun langkah ini dinilai merusak rencana pemilu Ukraina yang akan diselenggarakan pada 25 Mei mendatang.

Deklarasi kemerdekaan di Donetsk dan Luhansk menekan Kiev untuk melakukan dialog dengan para pemimpin separatis. Kedua wilayah tersebut menyatakan tak ingin mengikuti pemilu. 

Aljazeera melaporkan, para pemimpin separatis mengatakan 89 persen yang memberikan suaranya di Donetsk dan 96 persen di Luhansk menginginkan kemerdekan. 

"Para pemilih menginginkan jalan tersebut yang dapat membentuk negara merdeka, Republik Rakyat Luhansk," kata gubernur rakyat Valery Bolotov di Luhansk di depan warga lainnya. 

Para warga yang berkerumun bersorak mendengar pernyataan Bolotov. 

"Kami warga Republik Rakyat Donetsk, berdasarkan hasil referendum 11 Mei 2014, menyatakan Republik Rakyat Donetsk akan membentuk negara yang merdeka," kata pemimpin separatis Denis Pushilin. 

Perdana Menteri Ukraina sementara, Arseniy Yatsenyuk, berjanji akan menggelar dialog dengan para pemimpin separatis di Ukraina timur. Sayangnya, ia tidak menjelaskan secara detail pernyataannya tersebut. 

"Kami akan menggelar dialog bersama dengan Ukraina timur, Kiev, negara Barat, dan semua warga Ukraina," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement