REPUBLIKA.CO.ID,DONETSK -- Wilayah separatis Ukraina, Donetsk, mengajukan banding permintaan gabungan ke dalam Federasi Rusia. Deklarasi tersebut dinyatakan oleh pemimpin separatis, Denis Pushilin, pada konferensi pers di Donetsk (Senin, 12/5). Pushilin menyatakan bahwa Republik Rakyat Donetsk (RRD) tengah mencari anekasi dengan Rusia.
"Berdasarkan kehendak Republik Rakyat Donetsk, dan untuk mengembalikan keadilan sejarah, kami meminta Federasi Rusia untuk mempertimbangkan pertanyaan yang masuk ke sana," tutur Pushilin dalam konferensi pers, sehari setelah wilayah ini mengadakan referendum memisahkan diri Ukraina.
Deklarasi tersebut dikeluarkan menjelang pemilihan presiden Ukraina pada 25 Mei mendatang. wilayah Donetsk dan Luhansk tidak akan mengambil bagian dalam pemilu Ukraina. Wilayah separatis ini mengklaim dirinya sebagai wilayah yang berdaulat, dan memilih bergabung dengan Rusia.
"Rakyat Donetsk selalu menjadi bagian dari Rusia. Bagi kami, sejarah Rusia adalah sejarah kami," lanjut Pushilin.
Menanggapi hal ini, Moskow telah mengisyaratkan bahwa pihaknya tidak ada niat untuk memasukkan wilayah Ukraina Timur, sebagai cara mencaplok Krimea pada Maret lalu. Bahkan sebaliknya, Moskow mendorong untuk memasukkan Ukraina Timur dalam perundingan masa depan Ukraina.
Kelompok pemberontak telah menguasai serangkaian kota di bagian timur Ukraina. Dalam beberapa pekan terakhir, pertempuran terjadi antara pasukan Ukraina dan separatis, yang telah menewaskan ratusan jiwa di Slaviansk, Odessa, Mariupol dan kota-kota lainnya di Ukraina.