Rabu 28 May 2014 18:00 WIB

Inilah 8 Warga Aborigin yang Mengubah Sejarah Australia

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pekan ini, Australia memperingati Pekan Rekonsiliasi 2014, sebagai upaya mengakui dan merayakan sejarah dan budaya bumiputera. Inilah delapan warga aborigin yang mengubah sejarah Australia.

(Peringatan bagi warga aborigin dan Kepulauan Selat Torres: cerita berikut mengandung gambar dan nama orang yang telah meninggal dunia)

1. Adam Goodes
Adam Goodes
ABC News
Selain menyandang penghargaan Australian of the Year 2014, ia juga telah meraih sejumlah penghargaan lainnya.  Ia mendominasi dunia football khas Australia yang dikenal sebagai footy, dua penghargaan tertinggi di cabang olahraga tersebut telah diraihnya. Ia juga menyabet dua medali utama liga AFL, serta tiga medali pemain terbaik dari klubnya selain satu medali sebagai pemain bintang.
Goodes cukup lantang menyuarakan isu-isu bumiputera dan dikenal atas sikapnya menentang rasisme dalam masyarakat Australia. Ia turut mendirikan Akademi Football Bumiputera serta aktif dalam pengumpulan dana beasiswa bagi pelajar aborigin yang ingin masuk sekolah swasta.
2. Geoffrey Gurrumul Yunupingu
Geoffrey Gurrumul Yunupingu
ABC Licensed (Radio National): Adrian Cook Photography
Musik ciptaan Geoffrey Gurrumul Yunupingu menjadi sumber inspirasi banyak orang.
Yunupingu merupakan ikon dari band aborigin Yothu Yindi dan Saltwater Band, namun belakangan namanya menjadi merek tersendiri dalam industri musik Australia. Ia kebanyakan menyanyi dalam Bahasa Yolngu - dengan tema utama tentang identitas, semangat dan hubungannya dengan tanah kelahirannya. Ia buta - namun kemampuan bermusiknya tak terkira. Ia meraih sejumlah penghargaan tertinggi industri musik dunia dengan karakter suaranya yang khas.
3. Cathy Freeman
Cathy Freeman
ABC News
Tak banyak atlet Australia yang mampu menarik perhatian bangsanya seperti yang dialami pelari Cathy Freeman dalam Olimpiade Sydney tahun 2000. Bukan saja karena ia mendapat kehormatan menyalakan obor olimpiade, namun di bawah tekanan publik, ia berhasil memenangkan medali emas di cabang lari 400 meter.
Cathy telah menjadi simbol rekonsiliasi dan persatuan bangsa saat memenangkan cabang tersebut sembari membawa bendara nasional Australia dan bendera aborigin - aksi serupa dilakukannya di di tahun 1994 dan sempat memicu kontroversi.
Pascaolimpiade, Cathy Freeman aktif di bidang sosial. Ia mendirikan Yayasan Cathy Freeman untuk mengatasi kesenjangan antara anak-anak aborigin dan non-aborigin. Di tahun 1998 ia telah meraih penghargaan Australian of the Year dan tahun 2001 menerima penghargaan Medal of the Order of Australia.
4. Eddie Mabo
Eddie Mabo
ABC Licensed (Radio National) courtesy of Gail Mabo
Eddie Koiki Mabo adalah aktivis politik dalam kampanyenya bagi hak ulayat aborigin atas tanah mereka. Ia lahir di Pulau Mer (Pulau Murray) dan menyadari betapa warga pulau itu tidak punya hak hukum atas tanah mereka sendiri gara-gara UU yang disebut sebagai ‘terra nullius’ – yang menganggap seluruh tanah di Australia tidak ada pemiliknya sebelum kedatangan orang Eropa.
Eddie Mabo menentang keras UU ini, namun meninggal dunia hanya lima bulan sebelum Mahkamah Agung Australia menghapuskan UU tersebut. Warisan perjuangannya diabadikan dalam penghargaan Australian Human Rights Medal. Bahkan, setiap tanggal 3 Juni banyak warga Australia yang memperingati Mabo Day guna menghormati perjuangannya.
5. Evonne Goolagong-Cawley
Evonne Goolagong-Cawley
ABC News
Salah seorang bintang tenis dunia, Evonne Goolagong-Cawley,  di era 1970an dan 1980an bagai tak terbendung - ia meluluhlantakkan lawan-lawannya dan menyabet 68 gelar, termasuk 14 gelar di grand slams.

Sebagai ikon olahraga nasional Australia, Goolagong-Cawley diganjar banyak penghargaan termasuk Australian of the Year, Order of Australia dan bahkan Order of the British Empire. Ia gigih memperjuangkan isu anak-anak aborigin dan melatih tenis bagi anak-anak muda aborigin.

"Saya berbagi cerita dan berharap mereka tahu bahwa impian mereka bisa menjadi kenyataan, dan mungkin bahkan menjadi juara sama seperti saya belaka," tuturnya, belum lama ini.
6. Albert Namatjira
Albert Namatjira
Creative Commons
Albert Namatjira adalah pelukis cat air paling tersohor di Australia. Karya-karyanya menampilkan lanskap pedalaman Australia dan menjadi pelopor seni kontemporer aborigin.
Namatjira juga tercatat sebagai warga aborigin pertama yang mendapatkan status kewarganegaraan Australia. Ekspresi lukisannya ingin menggugah kesadaran akan ketidakadilan yang dialami orang aborigin di Australia.
7. Oodgeroo Noonuccal
Oodgeroo Noonuccal
ABC Licensed: University of Queensland
Oodgeroo Noonuccal, sebelumnya dikenal sebagai Kath Walker, adalah penyair menonjol di Australia sekaligus aktivis aborigin. Dengan kumpulan puisinya "We Are Going", ia tercatat sebagai perempuan aborigin pertama menerbitkan buku. Kumpulan puisi ini menjadi best seller di masanya.
Oodgeroo Noonuccal merupakan tokoh utama dalam kampanye untuk menjamin hak kewarganegaraan warga aborigin, yang berhasil diterapkan dalam referendum di tahun 1967.
Ia telah meraih sejumlah penghargaan sastra dan ditunjuk sebagai anggota Order of the British Empire di tahun 1970 - namun mengembalikan penghargaan ini di tahun 1987 sebagai protes atas perayaan Australia's Bicentenary.
8. Neville Bonner
Neville Bonner
ABC Licensed: National Archives
Neville Bonner tercatat sebagai anggota Parlemen Australia pertama dengan latar belakang aborigin. Masa kecilnya yang kesulitan dalam mengakses pendidikan, mendorong ia banyak membantu mengatasi kesulitan warganya. Ia menjadi senator dari Partai Liberal dari tahun 1971 sampai 1983. Meskipun bergabung dengan partainya yang berideologi konservatif, ia tak jarang menyatakan perbedaan pendapat atas isu tertentu.
Bonner kembali maju sebagai caleg independen di tahun 1983 namun gagal mempertahankan kursi senat. Meski demikian, ia terus menjadi pembela hak-hak warga aborigin hingga kematiannya di tahun 1999.

Ikuti Kompetisi Belajar Bahasa Inggris di Australia gratis - Klik tautan berikut: https://apps.facebook.com/australiaplus

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement