Kamis 29 May 2014 15:29 WIB

Ada Sinyal 'Ping' Diduga dari Kotak Hitam MH370

Rep: Alicia Saqina/ Red: Bilal Ramadhan
Arah penerbangan MH370
Foto: VOA
Arah penerbangan MH370

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA-- Lembaga investigasi Australia menyimpulkan, pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 yang hilang sejak 8 Maret 2014, tidak berada dalam zona yang kemungkinan besar puing-puing pesawat dapat ditemukan.

Dikutip dari AP, Kamis (29/5), robot selam tanpa awak, Bluefin-21, telah menyelesaikan misi pencarian bawah lautnya di selatan Samudera Hindia dan tidak menemukan apapun. Bahkan diperkuat dengan empat kali sinyal 'ping' yang dipercaya terdengar dari kotak hitam pesawat.

''Kemarin sore, Bluefin-21 menyelesaikan misi terakhirnya dalam mencari di sekitar area yang terdeteksi sinyal akustik, sejak awal April kemarin,'' kata pernyataan Badan Pusat Koordinasi Bersama (JACC).

 

''Data yang terkumpul dalam misi kemarin, telah dianalisa. Hasilnya, JACC dapat menyampaikan, bahwa tak ada tanda-tanda puing-puing pesawat telah ditemukan oleh kendaraan bawah air yang bergabung sejak pencarian awal,'' jelasnya lagi.

 

Selain itu, Biro Keselamatan Transportasi Australia menerangkan, proses pencarian di sekitar lokasi terdeteksinya sinyal akustik pun telah lengkap. Berdasarkan penilaian profesional, pencarian MH370 di lokasi itu pun disimpulkan sebagai zona terakhir.

 

Pernyataan di atas muncul hanya beberapa jam setelah seorang pejabat Angkatan Laut AS mengatakan kepada CNN, bahwa sinyal akustik tersebut mungkin saja berasal dari sejumlah sumber yang dibuat oleh manusia.

''Teori terbaik kami saat ini ialah (suara ping) yang mungkin dihasilkan dari kapal atau alat elektronik pendeteksi lokasi 'ping','' ujar Wakil Direktur AL AS bidang Teknis Kelautan, Michael Dean, kepada media AS.

Sebelumnya, misi pencarian MH370 yang dilakukan robot selam Bluefin-21 telah usai, Rabu (28/5). Kerja kapal selam tanpa awak buatan AS itu usai, setelah menjelajahi 850 kilometer persegi di bawah laut.

 

Sejauh ini, Bluefin-21 pun telah bekerja melakukan pencarian seluas 56 ribu kilometer persegi (21.600 mil persegi) laut. Tak hanya itu, berdasarkan analisa data satelit terkait bagaimana rute pesawat, rencananya, pada Agustus mendatang baru akan dijalankan usai operator side-scan sonar komersial terkontrak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement