Selasa 10 Jun 2014 22:01 WIB

Ekspor Daging Kanguru Bakal Meningkat, Penembak Kian Langka

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Jumlah pemburu kangguru berlisensi di Australia dari waktu ke waktu kian menurun. Faktor melakukan pekerjaan berdarah pada malam hari dan kesepian di tengah sabana yang luas menjadi penyebabnya.

Padahal, empat tahun lalu, terdapat hampir 5.000  penembak kanguru profesional di seluruh Australia, namun sekarang jumlahnya tidak sampai 1.800 orang. Kondisi yang berat dan pasar yang tidak menentu membuat sebagian besar penembak beralih profesi, kecuali mereka yang benar-benar ulet.

Ray Borda, direktur perusahaan pemroses daging kanguru terbesar di Australia, Macro Meats, mengakui, tidak semua orang bisa melakukan pekerjaan ini. "Hanya orang yang benar-benar luar biasa yang ingin menjadi penembak kanguru," katanya, belum lama ini.

"Mereka harus tahan terisolasi, mereka harus tahan kesepian dan melakukan pekerjaan fisik."

Permintaan akan produk kanguru semakin meningkat di seluruh dunia dan negosiasi yang sudah berjalan 10 tahun dengan China soal ekpor kanguru sudah hampir selesai.

Pada waktu pasar ekspor baru dibuka nanti, kata Borda, ia butuh sebanyak mungkin penembak.

Sementara itu, di sebuah pondok kecil dekat Broken Hill, negara bagian New South Wales, Peter Absalom bersiap-siap dan mengepak peluru untuk berangkat berburu kanguru di malam hari. "Sudah 38 tahun saya bekerja penuh sebagai penembak kanguru," katanya. "Sudah waktunya pensiun ... sudah cukuplah."

Ayah Absalom adalah seorang penembak kanguru, dan anaknya juga menjadi penembak. Berminggu-minggu ia berada di pondok kecilnya. Tidak ada lain yang dikerjakannya kecuali bangun, bersiap-siap, berburu dan kembali tidur.

Dikatakannya, banyak hal yang tidak sempat dinikmatinya dalam hidup gara-gara pekerjaannya sebagai seorang penembak kanguru. "Saya tidak sempat menyaksikan anak-anak bertumbuh dewasa karena saya kebanyakan berada di hutan; sendirian," katanya.

Menurut Absalom, profesi penembak kanguru sudah hampir mati. Menurutnya generasi muda tidak berminat meneruskan profesi ini. "Sedikit sekali anak muda yang mau menjadi penembak .... siapa mau hidup begini?"

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement