REPUBLIKA.CO.ID, YANGON-- Dugaan pemerkosaan seorang perempuan Buddhis oleh dua pria Muslim di Mandalay, Myanmar terbukti palsu, Selasa (22/7). Laporan palsu tersebut memicu kekerasan sektarian antara kelompok radikal Buddhis dengan kelompok Muslim.
Kementerian Dalam Negeri, dikutip dari surat kabar Myanmar Ahlin mengatakan seorang pria Muslim membuat seolah-olah dua pria Muslim pemilik toko teh melakukan pemerkosaan karena sakit hati. Pria Muslim ketiga itu sakit hati karena sebelumnya dituduh memperkosa karyawan toko.
Kerusuhan berdarah yang terjadi awal bulan ini mencerminkan bagaimana rentannya gesekan antaretnis dan ketegangan sektarian di Myanmar yang mayoritas beragama Buddha. Sejak 2012 ratusan orang tewas dalam kekerasan sektarian.
Rumor yang menyebutkan pemilik toko teh telah memperkosa karyawannya memicu kerusuhan yang menewaskan seorang Buddhis dan Muslim. Sebanyak 14 orang lainnya luka-luka dan sejumlah rumah rusak.