Selasa 22 Jul 2014 14:28 WIB

Syekh Palestina: Masalah Palestina Adalah Masalah Umat

Warga Palestina melewati reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan rudal Israel di Rafah, Gaza selatan, Palestina.
Foto: AP Photo/Lefteris Pitarakis/ca
Warga Palestina melewati reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan rudal Israel di Rafah, Gaza selatan, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Aksi Cepat Tanggap (ACT) menghadirkan Syekh asal Palestina, Thariq Yusuf Ismail Sulaiman ke Indonesia. Sepekan lebih, didampingi relawan ACT, Syekh Thariq yang lahir di Jabaliyah, Gaza, Palestina  ini berkeliling ke masjid-masjid di Riau, Palembang, dan Jabodetabek.

Usai shalat Zhuhur di Masjid Baitul Hikmah Elnusa, Jakarta, Senin (21/7), Syekh berkesempatan menyampaikan ceramah terkait kondisi terkini di Jalur Gaza, Palestina.

Syekh yang bergelar doktor dari Departemen Penafsiran Alquran di Fakultas Universitas Islam Madinah ini menyampaikan permasalahan Palestina bukan masalah hanya masalah bangsa Palestina saja. Namun, masalah umat Islam di seluruh dunia.

“Di sana banyak syiar-syiar yang terkait dengan dunia Islam. Di antaranya adalah masjid Al-Aqsa, yang memiliki keutamaan dari Allah SWT untuk umat Islam. Seperti bagi yang melakukan shalat di dalamnya, maka pahalanya 500 kali lipat dibandingkan dengan shalat di masjid-masjid biasa,” ujar Syekh.

Namun, kaum Yahudi di sana ternyata menghalang-halangi umat Islam untuk shalat di masjid Al-Aqsa. “Bahkan Israel membuat terowongan di bawah masjid, agar nantinya masjid runtuh dengan sendirinya,” terangnya.

Sejak delapan tahun Israel melakukan blokade terhadap Palestina, kini warga Palestina, khususnya warga Jalur Gaza, tidak mendapatkan hak-hak asasi sebagaimana mestinya.

“Nelayan kami tidak bisa melaut, karena jika melaut mencari ikan langsung di tembak tentara Israel. Kami tidak bisa naik pesawat sendiri karena dilarang membangun maskapai penerbangan sendiri. Warga Gaza juga tidak mendapat pasokan listrik sama sekali,” kata Syekh.

Padahal, sebelum pecah perang, warga Gaza masih bisa menikmati listrik selama 6 jam setiap harinya. Tapi sekarang Gaza jika malam tiba, gelap gulita sampai pagi.

Delapan tahun blokade Zionis terhadap Palestina, sudah ribuan warga Palestina syahid. Perang 2008, tak kurang dari 1.500 orang syahid, 7.000 luka-luka, dan 55 rumah penduduk hancur. Tahun 2012, 1.700 orang syahid, 7.000 orang terluka dan ratusan rumah hancur.

“Sekarang, sejak delapan hari lalu tentara Israel membombardir Jalur Gaza, sudah 500 orang gugur. Di antara yang jadi korban adalah anak-anak, wanita dan manula,” kata Syekh Thariq.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement