REPUBLIKA.CO.ID, KHARKIV -- Kereta api yang membawa jenazah hampir 300 orang yang tewas dalam jatuhnya pesawat penumpang Malaysia di Ukraina, telah tiba di kota Kharkiv, yang dikuasai pemerintah di Ukraina timur.
Kereta api itu tiba hari Selasa dari kota Torez, yang dikuasai pasukan pemberontak pro-Rusia. Jenazah tersebut akan diserahkan kepada pemerintah Belanda, negara asal korban terbanyak dalam insiden jatuhnya pesawat MH17 itu.
Jenazah tersebut tiba beberapa jam setelah pemberontak di Ukraina timur menyerahkan perekam data penerbangan atau black-box pesawat yang jatuh itu kepada para pakar penerbangan Malaysia.
Pemimpin pemberontak Alexander Borodai mengatakan penyerahan itu dilakukan di kota Donetsk, beberapa jam setelah Perdana Menteri Malaysia Najib Razak berbicara dengannya melalui telepon.
Kolonel Malaysia Mohamed Sakri mengatakan kotak-kotak hitam itu mengalami sedikit kerusakan, tetapi “utuh” dan “dalam keadaan baik.”
Sebelumnya hari Senin, Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat menyetujui resolusi yang mengutuk penembak-jatuhan pesawat penumpang itu. Resolusi itu juga menuntut agar kaum separatis pro-Rusia yang menguasai tempat kejatuhan pesawat mengizinkan akses tak terbatas bagi para penyelidik ke daerah itu.
Menteri Luar Negeri Belanda, Frans Timmerman, menyebut penundaan pemberian akses ke tempat jatuhnya pesawat permainan politik yang memuakkan.
Para pejabat di Ukraina, Amerika Serikat dan Uni Eropa mengatakan pesawat itu terkena tembakan misil darat-ke-udara ketika pesawat itu terbang di angkasa Ukraina timur Kamis lalu dengan 298 orang di dalamnya. Tidak ada yang selamat.