Kamis 24 Jul 2014 06:50 WIB

Dua Pesawat Tempur Ukraina Ditembak Jatuh

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Dua pesawat tempur Ukraina sedang terbang.
Foto: AP
Dua pesawat tempur Ukraina sedang terbang.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Dua jet tempur Ukraina ditembak jatuh di atas wilayah yang dikuasai pemberontak di Ukraina Timur pada Rabu waktu setempat. Rudal yang menyasar kedua pesawat tersebut kemungkinan besar berasal dari Rusia.

Seorang juru bicara operasi militer Ukraina mengatakan pesawat mereka ditembak jatuh di dekat Savur Mogila, tidak jauh dari lokasi jatuhnya Malaysia Airline MH17 pekan lalu yang menewaskan 298 penumpang. Dewan Keamanan Ukraina mengatakan pesawat militer mereka ditembak ketika berada di ketinggian 5.200 meter.

"Mereka ditembak dengan posisi sangat sempurna dan oleh seorang profesional. Pemberontak tidak mungkin menembak seprofesional itu," kata Juru Bicara Dewan Keamanan Ukraina, Andriy Lysenko, dilansir dari Reuters, Kamis (24/7).

Profesional yang dimaksud mengacu pada pemberontak pro-Rusia yang melawan pasukan pemerintah di Ukraina Timur. Pesawat Ukraina tersebut berjenis SU-25.

Pertempuran sengit antara Ukraina dan pemberontak berkecamuk pada Rabu waktu setempat di dekat dua provinsi utama yang ingin memisahkan diri, yaitu Donetsk dan Luhansk. Hal ini dipicu pasukan Ukraina yang kembali ingin menguasai desa dan pinggiran kota.

Penduduk Luhansk banyak yang melarikan diri ke Kiev menggunakan kereta api pada Rabu sore. Galina Berezina, seorang penduduk lansia menyatakan dia tak mungkin lagi tinggal di provinsi tersebut karena peperangan terjadi, banyak bangunan apartemen dihancurkan, dan sekarang nyawanya terancam hilang.

Sejak April lalu, Donetsk dan Luhansk menuntut kemerdekaan dari Ukraina. Ancaman kini menghantui para jurnalis dikedua wilayah tersebut.

Pasalnya, Komandan Militer Separatis, Igor Strelkov mengeluarkan perintah yang melarang media beroperasi di wilayah perang.

Pejabat kesehatan setempat menyatakan setidaknya 432 orang tewas dan 1.015 terluka sejak peperangan di Donetsk dimulai. Pemberontakan itu dimulai ketika Rusia dianggap telah menganeksasi Krimea.

Ukraina dan pihak Barat (Amerika Serikat) menuduh Rusia mendukung separatis dengan menyediakan persenjataan, pasukan tempur, dan pendanaan. Akan tetapi, Rusia membantah tuduhan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement