REPUBLIKA.CO.ID, BOLIVIA -- Sebuah permakaman yang berisi sedikitnya 400 makam telah digali di Kota Potosi, Bolivia, dengan sisa-sisa yang diduga peninggalan penambang pada era kolonial.
Kuburan tersebut ditemukan oleh para pekerja yang melakukan penggalian untuk pembangunan gedung baru. Potosi menjadi daerah tambang setelah kandungan perak terbesar di dunia ditemukan di sana oleh Spanyol pada 1545.
Saat itu, budak pekerja Afrika dan pribumi yang meninggal di tambang diperkirakan mencapai delapan juta. Tambang di Potosi adalah sumber kekayaan besar bagi Spanyol sampai akhir pemerintahan kolonial pada abad ke-19.
"Kita berbicara tentang permakaman umum yang ditemukan pada kedalaman sekitar 1,8 meter (5,9 kaki), dan sisa-sisa manusia yang tersebar di area seluas empat kali empat meter," kata seorang peneliti di museum milik Thomas Frias University di Potosi, Sergio Fidel seperti dilansir BBC, Ahad (27/7).
Universitas melakukan campur tangan ketika mengetahui bahwa pekerja konstruksi menumpuk tulang pada gundukan. Sementara pekerjaan konstruksi terus dilanjutkan.
Bulan lalu, badan kebudayaan PBB Uneco menempatkan Potosi dalam daftar situs warisan dunia dalam bahaya. Karena operasi pertambangan yang tidak terkendali di Gunung Cerro Rico yang berisiko terhadap mendegradasi situs.