REPUBLIKA.CO.ID, DONETSK -- Tim pemantau internasional hari Rabu (30/7) gagal memasuki lokasi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines nomor MH17 di Donetsk, Ukraina timur.
Seperti dilansir VOA, Kamis, tim pemantau harus pulang setelah separatis pro-Rusia di sana kembali menghalangi mereka masuk daerah itu.
Para pejabat Eropa mengatakan tim pemantau dari Organisasi Untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa itu kembali ke pangkalan mereka di kota Donetsk setelah berbicara dengan pemberontak di lokasi insiden tersebut.
Para penyidik internasional mengkhawatirkan isu keamanan disana. Jurubicara Dewan Keamanan dan Pertahanan Ukraina, Andriy Lysenko, hari Rabu mengatakan pemberontak telah memasang ranjau-ranjau darat di sekitar lokasi jatuhnya pesawat itu.
Sekretaris-Jendral PBB Ban Ki-moon hari Rabu mengatakan kepada para wartawan ia “sangat gusar” karena penyidik masih belum bisa memasuki lokasi itu akibat konflik yang berkelanjutan disana. Ia mengatakan masih ada bukti penting di lokasi itu dan sejumlah mayat korban masih belum ditemukan.
Keluarga para korban insiden yang menewaskan 298 orang pada 17 Juli itu sangat mengharapkan tim penyidik bisa masuk ke lokasi kejadian. Sejumlah mayat diyakini masih ada disana, setelah minggu lalu 200 jenazah diangkut ke Belanda untuk diidentifikasi.