REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR– Dana investasi negara Malaysia mengungkap rencananya yang akan membuat maskapai Malaysia Airlines menjadi milik pemerintah sepenuhnya. Maskapai itu kini tengah mempersiapkan diri melakukan perbaikan guna memulihkan dari berbagai bencana yang menimpa penerbangan tersebut.
Dalam sebuah usulannya yang diumumkan pada Jumat, Malaysia Airlines menangguhkan sahamnya dalam bursa Kuala Lumpur, karena pemegang saham mayoritasnya, Khazanah Nasional mengatakan akan membeli semua saham minoritasnya dan menyelesaikan rencana restrukturisasi pada akhir bulan ini.
Dilansir dari Aljazeera, Khazanah Nasional yang diketuai oleh Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menyebutkan pengambilalihan negara ini menunjukan tahap pertama pemeriksaan menyeluruh dari maskapai itu.
“Usulan restrukturisasi memerlukan semua pihak agar bekerja sama menjalankan apa yang akan menjadi perombakan total dari maskapai nasional,” katanya dalam sebuah pernyataannya.
Malaysia Airlines kini tengah mengalami kerugian finansial. Upayanya untuk bertahan ini pun dinilai beresiko setelah bencana yang berkali-kali menghantam maskapai itu. Pada Maret, penerbangan Malaysia Airlines MH370 telah menghilang secara misterius dalam rutenya dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Pesawat ini membawa 239 penumpang.
Tak ada jejak sedikitpun dari pesawat itu, dan pemerintah telah dikritisi atas penanganan bencana ini. Pada 17 Juli, lagi-lagi maskapai Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 yang membawa 298 penumpang ini mengalami bencana. Seluruh penumpangnya pun dinyatakan tewas setelah dilaporkan jatuh ditembak di Ukraina.
Langkah untuk menangguhkan sahamnya ini memunculkan spekulasi bahwa Khazanah yang memiliki 69 persen sahamnya berencana akan mengambil alih Malaysia Airlines untuk memperkuat posisinya dalam menangani krisis ini. Kerugian maskapai tersebut mencapai 1.3 milyar dolar AS dari 2011-2013. Dan pada awal tahun ini, maskapai ini kehilangan 137 juta dolar AS akibat tragedi MH370.