Senin 25 Aug 2014 12:27 WIB

Kongo Umumkan Wabah Ebola di Utara

Rep: ani nursalikah/ Red: Muhammad Hafil
Petugas Kesehatan menyisir wilayah yang diduga terjangkit Ebola di Monrovia, LIberia
Foto: Reuters
Petugas Kesehatan menyisir wilayah yang diduga terjangkit Ebola di Monrovia, LIberia

REPUBLIKA.CO.ID, KINSHASA -- Republik Demokratik Kongo mengumumkan wabah ebola di provinsi Equateur di utara. Menteri Kesehatan Felix Kabange Numbi mengatakan dua dari delapan kasus yang diperiksa menunjukkan hasil positif ebola.

"Saya mengumumkan epidemi ebola di kawasan Djera, di wilayah Boende di provinsi Equateur," ujar Numbi dalam konferensi pers, Ahad (24/8).

Kawasan tersebut terletak sekitar 1.200 kilometer di utara dari ibukota Kinshasa. Numbi mengatakan satu dari dua kasus positif merupakan jenis ebola dari Sudan. Sedangkan kasus lainnya merupakan gabungan antara jenis Sudan dan Zaire atau jenis yang paling mematikan.

"Epidemi ini berbeda dengan di Afrika Barat. Pengalaman yang didapat selama enam epidemi sebelumnya akan membantu mengendalikan penyakit ini," kata dia.

Dia menambahkan pemerintah meyakini ebola telah menewaskan 13 orang, termasuk lima pekerja kesehatan  di kawasan tersebut. Numbi mengatakan 11 orang sakit dan telah dikarantina. Otoritas terkait sedang melacak 80 orang yang melakukan kontak dengan penderita.

Dia mengatakan zona karantina akan ditetapkan dalam radius 100 kilometer di Boende dimana kasus terjadi. Djera akan ditetapkan sebagai zona karantina. Dia menambahkan tes lebih lanjut sedang dilakukan.

Sebelumnya, sebuah penyakit misterius telah menewaskan puluhan orang di Equateur dalam beberapa pekan terakhir. Namun, Badan Kesehatan Dunia (WHO), Kamis pekan lalu, mengatakan itu bukanlah ebola. Juru bicara WHO Gregory Hartl melalui surat elektronik mengatakan informasi itu akibat miskomunikasi di lapangan.

Epidemi ebola di Afrika Barat yang telah menewaskan sedikitnya 1.427 orang sejak Maret merupakan ebola jenis Zaire. WHO mengatakan ebola telah menewaskan sedikitnya 70 orang di Equateur. Virus itu menyebabkan pendarahan di perut dan mengakibatkan penderita muntah dan diare.

Hartl mengatakan belum bisa mengonfirmasi hasil tes yang diumumkan Kongo karena tes dilakukan otoritas Kongo. Namun, dalam akun Twitternya, Halt mengatakan sampel yang diperiksa di laboratorium nasional positif ebola. Sedangkan hasil tes dari laboratorium di Gabon akan keluar hasilnya, Senin.

Kongo telah mengalami tujuh kali epidemi ebola. Virus ebola pertama kali teridentifikasi di Kongo pada 1976 di dekat Sungai Ebola.

Data dari WHO menunjukkan infeksi ebola menyerang 2.615 orang dengan 1.427 kematian di Afrika Barat. Sierra Leone menjadi negara terparah yang terkena epidemi ebola dengan sedikitnya 910 kasus dan 392 kematian.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement