Rabu 08 Oct 2014 22:37 WIB

Australia Post dan ABC Terkena Serangan Virus Komputer

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Serangan virus bernama crypto-ransomware telah memengaruhi sistem komputer jasa pos Australia, Australia Post dan juga mempengaruhi studio televisi ABC. Peretasan yang awalnya dimulai dari Rusia ini menggunakan email palsu yang berisi tautan yang kemudian berisi virus yang berbahaya.

Para pengguna komputer sudah disarankan untuk tidak membuka email yang berisi tautan apapun yang mereka terima. Australia Post sudah memperingatkan kepada pelanggan mengenai adanya email palsu yang berisi berita bahwa "kurir pengantar" tidak bisa mengirimkan barang ke aalamat mereka.

Email tersebut kemudian meminta pelanggan untuk membuka attachment yang memberikan informasi mengenai paket yang akan dikirim dan meminta mereka untuk mendatangi kantor pos lokal guna mengambil paket.

Australia Post mengatakan bila siapapun menerima email seperti itu, mereka harus menghapusnya secepat mungkin.

 

Inilah contoh email palsu yang disebut dikirim oleh Australia Post

"Australia Post sangat mementingkan keamanan dan keselamatan pelanggan." kata pernyataan dari Australia Post.

"Australia Post sudah menerima pernyataan dari Otoritas Media dan Komunikasi Australia mengenai adanya situs penipuan yang berasal dari Rusia yang menggunakan nama Australia Post."

"Kami mengambil tindakan cepat dengan menghapus situs-situs ini untuk melindungi pelanggan."

Sementara itu, ABC mengatakan bahwa "masalah keamanan IT" mempengaruhi program televisi News 24 selama setengah jam, Selasa (7/10) pagi.

"Karenanya, kami harus menyiarkan program cadangan pada jam 9.30 pagi, sebelum melanjutkan siaran langsung dari Melbourne mulai pukul 10.00 pagi." kata pernyataan yang dikeluarkan ABC.

Manajer media perusahaan telekomunikasi terbesar Australia, Telstra di Queensland Matthew Martyn-Jones mengatakan bahwa email dari staf mereka menjadi sasaran usaha peretasan beberapa minggu lalu namun tidak terpengaruh oleh usaha peretasan terbaru ini.

"Usaha seperti ini terjadi dari waktu ke waktu." katanya.

"Usaha penipuan ini dilakukan oleh kriminal yang berusaha meretas dengan alasan tertentu."

"Kalau anda menerima sesuatu yang mencurigakan, jangan langsung melakukan tindakan misalnya membuka. Kalau anda tidak kenal, hapus saja." katanya lagi.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement