Kamis 09 Oct 2014 22:48 WIB

Kanguru Sebaiknya tak Dianggap Sebagai Hama, Tapi Aset

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Para pemilik lahan pertanian dan perkebunan di Australia diminta untuk mempertimbangkan kangguru sebagai aset. Sehingga mereka tidak dianggap sebagai hama.

Dokter George WIlson, pakar ekologis dan hewan menganjurkan agar para pemilik lahan, pemburu kanguru untuk bisa bekerja sama. Pemilik lahan biasanya merasa kanguru sebagai hama yang menganggu kebun-kebun miliknya.

"Para pemilik lahan ini Queensland Barat sebenarnya ada banyak kanguru di kebun mereka, menurut catatan pemerintah negara bagian Queensland, ada 32 juta ekor," ujar Wilson baru-baru ini.

"Jadi katakan saja kalau satu ekor bernilai 20 kilogram, dan harga perkilo mencapai 6.000 rupiah, jadi nilai industri ini bisa mencapai 4 triliun rupiah!"

Menurut Wilson, salah satu contohnya adalah kambing yang dulu dianggap sebagai hama kini malah menjadi aset yang menguntungkan.

Wilson hal yang sama juga pernah di negara-negara lain. "Misalnya saja di Afrika Selatan, ada binatang-binatang khas disana yang diatur sedemikian rupa oleh pemilik lahan dan kebun dengan membuat kelompok kerja sama."

Menurutnya juga sekarang sudah ada beberapa pemilik lahan yang memiliki ide sama untuk menjadikan kanguru sebagai aset.

Wilson menambahkan jika industrinya sudah berkembang, maka pangsa pasar pun akan terbentuk dengan sendirinya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement