Kamis 23 Oct 2014 13:41 WIB

SD di Pedalaman Australia Terima Sumbangan Misterius Rp 2 Miliar

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Andrew Kuchling, kepala sekolah dasar Kempsey South di pedalaman New South Wales, Australia dibuat kaget setengah mati. Betapa tidak, dia mendapati rekening bank sekolahnya bertambah 200 ribu dolar (Rp 2 miliar lebih).

Pada mulanya, ia menerima email yang dikiranya tidak lain dari aksi tipu-tipu di internet yang biasanya mengaku sebagai Pangeran dari Nigeria. "Terus terang saya tidak percaya karena selama ini banyak email yang bermaksud menipu," tuturnya kepada ABC baru-baru ini.

Namun, karena rasa penasaran, Kuchling dan guru lainnya di sekolah itu kemudian membalas email tersebut. "Kami membalasnya dengan pikiran iseng-iseng saja," katanya.

Ia kemudian mencoba menghubungi nomor telepon yang tersedia dalam email itu. "Akuntan yang saya hubungi ternyata benar bekerja di perusahaan akuntan yang disebutkan," ujar Kuchling.

Di luar perkiraannya, ternyata donasi yang masuk ke rekening sekolah benar adanya. "Tapi saya sama sekali tidak tahu siapa orang yang berbaik hati menyumbang sekolah kami ini," tuturnya.

SD South Kempsey memiliki 117 murid, 70 persen di antaranya merupakan anak-anak dengan latar belakang Aborigin.

Menurut catatan sekolah, tingkat kehadiran murid mencapai 86 persen, termasuk tinggi untuk ukuran sekolah di pedalaman Australia. Sekolah ini belakangan giat menyelenggarakan program memasak di sekolah, yang melibatkan murid mulai dari menanam bahan makanan, menyiapkan hingga memasak dan menjualnya di kantin sekolah.

Menurut Kuchling, sebagian dari donasi misterius itu akan dialokasikan untuk membangun dapur di halaman sekolah untuk mendukung program yang sedang berjalan.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement