REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Tujuh tentara Ukraina tewas pada hari terakhir pertempuran dengan pemberontak pro-Rusia di timur negara itu, kata militer Kamis (30/10), jumlah korban harian terbesar dalam lebih dari dua pekan.
"Selama 24 jam terakhir, kami telah kehilangan tujuh prajurit, 11 terluka," kata Juru bicara militer Ukraina Andriy Lysenko kepada wartawan.
Setelah ketenangan dalam pertempuran pada akhir pekan, ketika Ukraina mengadakan pemilihan parlemen, Kiev menuduh pemberontak menyerang posisi mereka selama tiga hari terakhir.
Lysenko mengatakan pemberontak yang paling aktif di selatan wilayah Donetsk, di mana Kiev masih menguasai pusat industri besar Mariupol, sebuah kota pelabuhan di laut Azov.
Angka terbaru menempatkan kerugian militer Kiev pada 160 sejak penandatanganan gencatan senjata 5 September yang goyah dengan pemberontak.
Secara keseluruhan, lebih dari 3.700 orang - kebanyakan warga sipil - telah tewas sejak mulai pertempuran April, menurut perkiraan PBB.
Gubernur-Kiev pro wilayah Lugansk, salah satu dari dua daerah di mana separatis menyatakan "republik rakyat" merdeka, mengatakan Kamis bahwa serangan pemberontak terhadap desa Novotoshkivske barat Lugansk menewaskan seorang warga sipil.
"Ada warga sipil terluka, satu orang meninggal, dan beberapa bangunan hancur," kata Gubernur Gennadiy Moskal dalam satu pernyataan.
Serangan juga mencapai reservoir di Gorlivka, sebuah kota yang dikuasai pemberontak di Wilayah Donetsk, melukai dua orang, menurut utilitas air perusahaan daerah.