Sabtu 15 Nov 2014 22:12 WIB

Hamas Keluarkan Peringatan Agar Israel Jangan Hambat Rekonstruksi Gaza

Wilayah Jalur Gaza dibombardir militer Israel.
Foto: Reuters
Wilayah Jalur Gaza dibombardir militer Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, RAFAH -- Gerakan Hamas Palestina Kamis lalu memperingatkan akan terjadi aksi kekerasan baru kecuali Israel mengizinkan rekonstruksi Jalur Gaza yang porakporanda akibat perang itu.

"Kami mengatakan kepada semua pihak, jika pengepungan terhadap Gaza dan hambatan bagi rekonsiliasi tetap diberlakukan, itu merupakan satu perang baru," kata Abu Obeida, juru bicara sayap militer Hamas Brigade Ezzedine al-Qassam, dilansir dari AFP Sabtu (15/10).

Perang 50 hari antara Israel dan Hamas yang telah menghancur leburkan wilayah itu berakhir 26 Agustus menewaskan 2.140 warga Palestina, sebagian besar adalah warga sipil, dan 73 warga Israel, sebagian besar tentara.

Gaza berada dalam blokade ketat Israel sejak tahun 2006, dengan bahan-bahan bangunan dibatasi secara ketat karena khawatir para pejuang dapat menggunakannya untuk membuat senjata atau membangun benteng-benteng.

PBB menengahi satu perjanjian yang mengizinkan pengiriman bahan-bahan bangunan ke Gaza dengan menjamin barang-barang itu tidak disalahgunakan oleh para pejuang Hamas.

Pekan lalu, PBB mengumumkan mekanisme rekonstruksi sementara yang akan dilaksanakan di bawah pengawasan satu pemerintah persatuan Palestina yang baru dibentuk.

"Kami menegaskan musuh bertanggung jawab atas terjadi aksi kekerasan jika rekonstruksi itu tidak dimulai," kata Abu Obeida dalam satu pertemuan di Gaza City, memperingatkan bahwa perang belum berakhir.

Pejabat Hamas Khalil al-Haya, juga berbicara pada rapat yang juga dihadiri oleh puluhan pria bersenjata dan sekitar 1.500 orang, menyerukan dialog baru antara gerakannya dan faksi Fatah Palestina.

Hamas dan Fatah awal tahun ini menandatangani satu perjanjian rekonsiliasi untuk megakhiri permusuhan berat dan berdarah selanq tujuh tahun yang menyebabkan Tepi Barat dan Gaza memiliki pemerintah-pemerintah terpisah.

Tetapi pemimpin Palestina Mahmud Abbas setelah sejumlah ledakan bom di Gaza pekan lalu yang menargetkan properti partai Fatah yang dipimpinnya menuduh Hamas berusaha merusak usaha-usaha persatuan.

Haya, yang gerakannya membantah terlibat dengan ledakan-ledakan itu, mendesak Abbas tidak menggunakan serangan-serangan itu sebagai satu alat untuk mengalihkan rekonsiliasi dan menyeru Fatah kembali pada satu dialog kemitraan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement