Rabu 19 Nov 2014 15:01 WIB

Spanyol Akui Negara Palestina

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bilal Ramadhan
Bendera Palestina
Foto: AP
Bendera Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID-- Parlemen Spanyol akhirnya mengesahkan resolusi pengakuan Palestina, Rabu (19/11). Resolusi memperoleh 319 suara dari total 321. Dua suara menolak, satu abstain. Mosi diajukan oleh oposisi utama pemerintah yaitu Sosialis People Party.

Inisiatif diambil oleh mantan menteri luar negeri Trinidad Jimenez setelah Inggris dan Irlandia mengakui negara Palestina. Parlemen menyeru pemerintah Spanyol yang dikuasai konservatif mengakui Palestina sebagai negara.

Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy didesak menjalin koordinasi dengan Uni Eropa untuk segera mengakui Palestina sebagai negara berdaulat, demokratis dan mandiri. Negara-negara Eropa telah lebih dulu melakukan langkah tersebutl. Pada 30 Oktober lalu, Swedia secara resmi mengakui negara Palestina.

Tindakan ini menuai kritik keras dari Israel dan Amerika Serikat. Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallstrom menepisnya dengan berkata politik Swedia tidak ditentukan oleh Amerika Serikat. Majelis Nasional Prancis juga akan melakukan pemungutan suara untuk mendesak pemerintah mengakui Palestina sebagai sebuah negara.

Pemungutan suara akan dilakukan  pada tanggal 28 November. Tindakan menjadi bentuk nyata protes Eropa terhadap kependudukan Israel di tanah Palestina. Wakil Palestina Musa Amer Odeh mengatakan hal paling penting adalah parlemen meminta pemerintah mengakui negara Palestina.

Sementara Israel menolak upaya perdamaian. Namun Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy mengirim telegram pada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. ‘’Pemerintah Spanyol dan semua orang Spanyol sangat tersentuh dan bersatu dengan Israel juga warganya pada saat sakit dan marah,’’ katanya.

Israel menduduki wilayah Palestina Timur, Jalur Gaza, dan Tepi Barat pasca perang tahun 1967. Gaza juga telah diblokade Israel sejak Juni 2007. Hal ini menurunkan standar hidup warga Palestina, seperti munculnya tingkat pengangguran yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kemiskinan tak henti-hentinya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement