Selasa 25 Nov 2014 13:38 WIB

Perusahaan Australia Toll Holdings Lepas Bisnisnya di Indonesia

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Perusahaan logistik asal Australia, Toll Holdings, akan melepas bisnisnya di Indonesia menyusul sulitnya perusahaan ini bersaing dalam pengoperasian kapal tunda (tugboats).

Rencana ini merupakan bagian dari upaya penjualan aset-aset bisnis Toll di Asia yang diperkirakan bernilai 100 juta dolar.

Di Indonesia, perusahaan ini mengoperasikan 37 kapal tunda di bawah bendera Marine Logistic Asia, yang fokusnya pada kapal-kapal pengangkut komoditi.

Disebutkan, kerugian yang dialami di pasar Indonesia disebabkan karena perusahaan ini tidak mampu bersaing. Selain di Indonesia, Toll juga akan menjual perusahaan truk dan angkutan kapal di bawah bendera Toll Global Express Asia yang ada di wilayah utara Australia dan Asia.

Selain itu, perusahaan ini juga ingin melepas asetnya di Singapura. "Keputusan ini mencerminkan upaya kami menjaga keuntungan perusahaan," jelas managing director Toll, Brian Kruger baru-baru ini.

Global Express Asia selama ini berbasis di Singapura dan beroperasi hingga ke China dan Hong Kong. Perusahaan ini dibeli dari Qantas di tahun 2010 dengan nilai 40 juta dolar. Saat itu, pembelian ini digambarkan sebagai ambisi Toll untuk memasuki pasar Asia di sektor logistik dan jaringan kapal pengangkut barang.

Namun kini perusahaan itu menghadapi kenyataan sulitnya bersaing dengan pemain-pemain di kawasan. Di Australia sendiri, Toll berencana melepas aset perkapalannya di Darwin dan Cairns serta melepas layanan bisnisnya di kawasan Teluk Carpentaria dan Torres Strait.

Bisnis lainnya, Sea Swift, yang bernilai 45 juta dolar, juga di kawasan utara Australia, masih harus menunggu persetujuan pihak berwenang sebelum bisa dilepas.

Menurut Kruger, semua hasil penjualan bisnis ini kemungkinan akan mencapai 100 juta dollar. Keseluruhan proses pelepasan bisnis Toll ini diharapkan rampung Juli tahun depan.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement