Rabu 26 Nov 2014 11:35 WIB

Kandidat Terkuat Menhan AS Menolak Maju Demi Keselamatan Keluarga

Rep: Gita Amanda/ Red: Indah Wulandari
U.S. President Barack Obama (R) greets Defense Secretary Chuck Hagel after announcing Hagel's resignation at the White House in Washington, November 24, 2014.
Foto: Reuters/Larry Downing
U.S. President Barack Obama (R) greets Defense Secretary Chuck Hagel after announcing Hagel's resignation at the White House in Washington, November 24, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Seorang mantan pejabat senior pertahanan Amerika Serikat disebut-sebut sebagai kandidat kuat untuk menggantikan Chuck Hagel sebagai Menteri Pertahanan AS di Pentagon. 

Namun, ia menolak dengan alasan keselamatan keluarganya. Seorang sumber dekat Pentagon membocorkan pada AFP bahwa Michele Flournoy (53 tahun) dianggap pantas untuk jabatan tersebut.

Tapi Flournoy, mantan pejabat nomor tiga di Pentagon, menulis kepada dewan kajian yang dipimpinnya, Pusat Keamanan Amerika Baru (CNAs) bahwa ia tidak akan mengambil posisi itu. Flournoy menyatakan, keluargalah yang menjadi alasannya tak mengambil posisi tersebut.

"Saya dapat mengonfirmasi dia telah menulis surat kepada dewan CNAS dan memberitahukan tak akan mengambil jabatan sebagai sekretaris pertahanan," kata sumber anonim.

Jika isu itu benar, spekulasi calon lain akan beralih ke beberapa kandidat seperti Ash Carter. Ia merupakan seorang akademisi yang naik jadi orang nomor dua di Pentagon, dan dikenal sebagai seorang ahli pada anggaran dan persenjataan hi-tech.

"Tadi malam saya berbicara dengan Presiden Obama dan membatalkan diri dari atas pertimbangan karena masalah keluarga," ungkap Flournoy.

Flournoy mengatakan pada anggota dewan bahwa pertimbangan keselamatan keluarga telah mempengaruhi keputusannya untuk mundur. Ia juga memikirkan prospek kedua anaknya yang akan berangkat ke perguruan tinggi dalam dua tahun ke depan.

Obama mengumumkan pengunduran Hagel pada Senin (24/11), dengan para pejabat menunjukkan mantan senator itu mengundurkan diri karena tekanan dari presiden dan beberapa pembantu utamanya terkait serangan udara terhadap kelompok ISIS. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement