Ahad 07 Dec 2014 15:15 WIB
Topan Hagupit

Warga Filipina: Kami Biasa Hadapi Angin Topan

Rep: Lida Puspaningtyas / Red: Agung Sasongko
Angin Topan (ilustrasi)
Foto: AP
Angin Topan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TACLOBAN --  Banyak warga khawatir dan memilih ikut evakuasi, beberapa warga di Legazpi tampak bersikeras untuk tetap berada dalam rumah. Setelah topan Hagupit menyapu Filipina bagian tengah pada Ahad (7/12).

Hujan lebat terus turun meningkatkan resiko banjir dan longsor. Gelombang badai diperkirakan mencapai dua hingga empat meter.

''Saya rasa kami bisa menghadapi situasi ini, jika kondisi mulai memburuk baru kami pergi ke pusat evakuasi,'' kata salah satu warga.

Warga yang lain mengatakan mereka telah terbiasa dengan angin topan yang menerpa. ''Kami sudah 25 tahun di sini dan merasakan banyak topan. Kali ini tampak lebih kuat dari Haiyan tapi kami belum mau pindah,'' kata seorang wanita.

Hagupit telah sampai di tepi pantai pulau Samar bagian timur sebelum pukul 10 malam waktu setempat dengan angin mencapai 205 km per jam (badai kategori 3). Salah satu kota terimbas, Tacloban, tampak sepi dari penduduk karena telah diproses evakuasi.

Tahun lalu, kota ini disapu bersih oleh topan Haiyan. Walikota Tacloban, Alfred Romualdez mengatakan kotanya tanpa listrik setelah diterjang Hagupit. Beberapa laporan kerusakan kecil meliputi jendela rusak, pohon tumbang hingga jalanan banjir namun tidak ada yang parah.

Sekitar 48 ribu warga Tacloban telah pindah ke pusat evakuasi. Juru bicara badan kemanusiaan OCHA PBB, Orla Fagan mengatakan persiapan telah komplit. ''Ini yang kita pelajari dari Tacloban, ada banyak sekali persiapan,'' kata dia.

Hal ini, menurutnya, terjadi karena mereka telah belajar dari tragedi topan Haiyan yang menyapu ribuan nyawa. Sehingga mereka tidak ingin mengulanginya lagi. ''Kita harus melakukan semua usaha dimana pun untuk membuat semua orang selamat,'' tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement